Senin, 17 Desember 2012

Prinsip perkembangan yang dikemukakan oleh Baller & Charles, 1961 yaitu sebagai berikut :
A.      Prinsip Kesatuan Organis
Prinsip ini berbunyi bahwa anak merupakan suatu kesatuan fisik dan fsikis dan kesatuan komponen dari kedua unsure tersebut. Perkembangan komponen fisik dan psikis satu sama lain saling mempengaruhi. Setiap komponen tidak berkembang secara sendiri-sendiri tetapi dipengaruhi terhadap komponen yang lain. Jadi dalam proses pembelajaran hendaknya libat kan semua komponen fisik maupun psikis agar hasil belajar yang kita dapatkan bisa maksimal.
Disamping itu hendaknya disadari bahwa jika salah satu dari komponen tergannggu, maka komponen lain juga terganggu. Misalnya jika anak sakit maka proses pembelajaran juga terganngu, apa yang diberikan guru tidak bisa ditangkap dengan baik oleh memori anak.
B.      Prinsip Tempo dan Irama Perkembangan
Prinsip ini mengatakan bahwa anak berkembang dengan tempo dan irama perkembangan sendiri-sendiri yang teratur. Setiap anak memiliki tempo dan irama perkembangan yang berbeda dengan anak yang lainnya. Ada anak yang cepat perkembangannya dan ada pula anak yang lambat perkembangannya. Minsalnya si A dan si B sama-sama berumur 6 tahun. Si A sudah bisa membaca tapi si B belum bisa membaca meskipun kedua-duanya dibesarkan dilingkungan yang sama. Tempo dan irama perkembangan anak ditentukan dari kemampuan dasar mereka. Makin tinggi kemampuan dasar anak makin cepat pula irama dan tempo perkembangannya. Begitu juga sebaliknya, makin rendah kemampuan dasar sisw, makin lambat pula irama dan tempo perkembangannya.
Jadi peran lingkungan sangat dibutuhkan disini agar dapat member stimulasi-stimulasi yang tepat untuk tahap perkembangan anak.
C.      Prinsip kesamaan Pola
Prinsip ini mengemukakan bahwa perkembangan manusia mengikuti pola perkembangan umum yang sama. Maksud prinsip ini adalah manusia mengikuti pola perkembangan yang sama. Misalnya manusia dimanapun pada umur sekitar tiga tahun mengalami masa “aku” atau disebut masa trozt alter, pada umur enam tahun umumnya telah bisa masuk sekolah. Prinsip ini mempunyai beberapa implikasi dalam melaksanakan pendidikan, yaitu :
1)      Pendidikan dapat dilaksanakan secara klasikal terhadap anak yang berumur sama dalam situasi normal.
2)      Dapat dilaksanakan keseragaman pendidikan untuk anak tingkat umur kronologis tertentu.
3)      Dapat disediakan alat-alat tertentu yang dapat digunakan dari generasi kegenerasi berikutnya yang sebaya.
D.     Prinsip Kematangan
Proses belajar baru dapat berfungsi sebagaimana mestinya, bila anak sudah mencapai kematangan untuk belajar. Seorang anak baru dapat berjalan, jika otot-otot, tulang-tulang kaki telah cukup kuat dan syaraf-syaraf keseimbangan mampu untuk menerima latihan. Apabila anak diajar berjalan sebelum hal-hal diatas matang melakukan fungsinya (otot dan tulang belum kuat, syaraf keseimbangan belum dapat berfungsi dengan baik), maka cenderung usaha belajar akan gagal bahkan dapat merusak fisik maupun mental anak yang sedangg belajar, kerusakan fisik minsalnya, tulang kaki menjadi bengkok, dan kerusakan mental minsalnya timbul perasaan gagal dan tidak berdaya. Proses belajar yang dipaksakan sebelum tercapainya kematangan akan menimbulkan perasaan kecewa, dan yang lebih parah lagi kalau dalam diri anak timbul perasaan tidak mampu belajar dan hilangnya kepercayaan kepada diri sendiri. Dalam batas tertentu kematangan dapat dipercepat melalui ransangan yang kaya dari lingkungan. Jadi kita tidak perlu menunggu kematangan sebelum memberikan berbagai ransangan.
E.      Prinsip Kontinuitas
Menurut prinsip kontinuitas perkembangan berlangsung secara terus menerus dan berkisinambungan. Perkembangan periode awal pada diri anak dapat mempengaruhi perkembangan pada periode berikutnya. Apabila anak dapat memcapai kemampuan dengan sempurna pada periode awal maka pada periode berikutnya dapat dikuasai. Jika pada periode sebelumnya kemampuannya tidak tercapai sempurna maka nantinya kan berpengaruh pada periode berikutnya bisa terjadi anak sulit untuk menguasai perkembangan berikutnya dan bahkan ada kemungkinan tidak diperoleh sama sekali.
Oleh karena itu para pendidik menghindari terjadinya hal-hal yang dapat mengganggu tercapainya kemampuan perkembangan anak.
F.       Prinsip Kecepatan
Prinsip kecepatan memperkuat prinsip tempo dan irama perkembangan dan prinsip kematangan. Prinsip kecepatan meyakini bahwa perkembangan dapat dipercepat dan diperlabat dalam batas-batas tertentu. Sampai seberapa jauh lingkungan dapat mempengaruhi kondisi atau ransangan, akan mempengaruhi kecepatan perkembangan.

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Pitri Anggelina
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.


Translate

Blogroll

About

Entri Populer

Flag Counter