Kamis, 21 November 2013

MAKALAH
PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR UNTUK ANAK USIA DINI
“Teknik Menggunakan Lingkungan sebagai Sumber Belajar”
Dosen Pembimbing:
Dra. Hj. Sri Hartati,M.Pd
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Program pendidikan untuk anak usia dini perlu direncanakan ,dikembangkan,dikelola dan dievaluasi dengan model dan pendekatan yang sangat khusus disesuaikan dengan karakteristik subjek didiknya yaitu anak. Program pendidikan anak yang dirancang secara khusus ini membutuhkan pemahaman yang luas dan utuh dari para guru. Bagian penting dalam mendukung diterapkannya program pendidikan anak usia dini adalah tersedianya fasilitas pendukung dalam pelaksanaan pendidikan untuk anak usia dini.
Peran guru sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pendidikan untuk anak usia dini harus mampu memberikan kemudahan kepada anak untuk mempelajari hal yang terdapat dalam lingkungannya.
Salah satu diantara sekian banyak karakteristik anak usia dini yang menonjol dalam kaitannya dengan aktivitas belajar adalah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,sikap antusias yang kuat dan memiliki jiwa petualang  untuk mengobservasi  lingkungan yang ada disekitarnya,maka dari itu guru harus mampu memahami dan menguasai berbagai hal yang berkaitan dengan sumber belajar dilingkungan,sehinnga mempermudah didalam pencapaian kemampuan anak usia dini karena lingkungan mengajukan berbagai hal yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan belajar anak.
Dengan demikian guru harus memilki kemampuan memahami dan menguasai lingkugan sebagai sumber belajar  AUD yaitu dengan mengetahui dan memahami teknik menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar.

B.      Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan informasi mengenai teknik-teknik menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar kepada para  pendidik dan para calon pendidik anak usia dini.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang  Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,sehinnga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teknik menggunakan Lingkungan sebagai Sumber Belajar” dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengembangan Sumber Belajar Untuk Anak usia Dini.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data- dat sekunder yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Pengembangan Sumber Belajar untuk AUD,tidak lupa penulis ucapakan terimakasih kepada Ibu Dosen Pembimbing Mata Kuliah  Pengembangan Sumber Belajar Untuk AUD yaitu Ibu Dra. Hj. Sri Hartati, M.Pd yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan wawasannya kepada penulis,sehinnga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari sempurna,maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan arah yang lebih baik.





                                                                                    Padang,10 Maret 2013


                                                                                                Penulis









BAB II
ISI
Teknik Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar :
Ada beberapa kegiatan yang dapat guru tempuh dalam meancang pemamfaatan lingkungan sebagai sumber belajar untuk anak usia dini.
1.      Tentukan tujuan kegiatan yang harus di capai anak berkaitan dngan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
Tujuan ini pada dasarnya berisi tentang berbagai kompetensi atau kemampuan yang di harapkan dapat di capai oleh anak. Di sarankan agar tujuan atau kemampuan ini di rumuskan secara spesifik atau di jabarkan secara operasional memuah kan dalam penilaian hasil kegiatan.
2.      Tentukan objek lingkingan yang akan di pelajari atau di kunjungi. Dalam hal iniperlu guru perhatikan keterkaitannya dengan tujuan atau kemampuan yang akan di capai sebab bagai mana pun kegiatan ini merupakan kegiatan pendidikan yang bertujuan. Selain itu guru perlu mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan dengan kemudahan-kemudahan dalam mengunakan lingkungan sebagai sumber belajar di antaranya:
a.      Jarak yang harus di tempuh di upayakan tidak terlalu jauh. Lokasi sumber belajar lingkungan yang terlalu jauh di khwatirkan bisa menyebab kan kelelahan pada diri anak, di samping itujuga memerlukan persiapan yang cukup matang.
b.      Waktu yang tersedia di upaya kan tidak terlalu lama. Hal ini berkaitan dengan alokasi waktu kegiatan pendidikan untuk anak usia dini pada umumnya memamg tidak terlalu lam.
c.       Biaya di upayakan di tekan sekecil mungkin, bahkan sebaiknya tidak perlu biaya khusus untuk kegiatan ini jika di lingkungan sekitar sekolah  sudah tersedia berbagai lingkungan sumber belajar yang bisa di manfaatkan untuk kegiatan belajar anak.
d.      Keamanan pada saat anak sedang melakukan kegiatan perlu mendapatkan perhatian yang eksama terutama dari pihak guru.
e.      Ketersediaan sumber belajar lingkungan yang akan di pelajari. Dalam hal ini, guru perlu melakukan penjajaan terlebih dahulu sebelum proses pendidikan di lakukan.
3.      Rumuskana cara belajar atau bentuk-bentuk kegiatan yang harus di lakukan anak selama mempelajari sember belajar lingkungan. Misalnya anak di minta untuk mengamati sesuatu, mencari benda-benda, mengambar menirukan, mengikuti petunjuk guru, atau bentuk-bentuk kegiatan lainnya sesuai untuk anak usia dini.
4.      Siap kan hal-hal yang sifatnya teknis. Misalnya pembuatan tata tertib kegiatan yang harus di patuhi anak selama mengikitu kegiatan serta perlengkapan-perlengkapan yang harus di bawa masing-masing anak atau kelompok anak. Sebagai panduan guru dalam penilaian hasil pendidikan, perlu juga di siapkan semacam alat atau instrumen penilaian,













Teknik dalam pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar bisa dilakukan dengan cara membawa anak didik kedalam lingkungan yang akan dipelajari. Contohnya lingkungan alam  yang diamanfaatkan sebagai sumber belajar seperti lingkungan sekolah,atau halaman sekolah. Di halaman sekolah tersebut kita sebagai guru dapat memanfaatkan segala sesuatu yang sifatnya alamiah,seperti tanah,pasir,air ,batu dan lain-lain untuk pembelajaran anak usia dini.
            Didalam RKH telah terlihat bentuk-bentuk rencana kegiatan yang akan anak lakukan. Mulai dari kegiatan awal,kegiatan inti,dan kegitan penutup.
            Pada kegiatan awal,guru dan anak berada didalam kelas dengan melakukan kegiatan seperti
·         Berdo’a sebelum belajar
·         Bernyanyi selamat pagi dengan tujuan untuk membangkitkan semagat anak didik karena pada umumnya anak usia dini sangat senang bernyanyi sambil bertepuk tangan.
·         Kemudian dilanjutkan dengan berbagi cerita atau cerita pagi,disini guru dapat bertanya kepada anak mengenai kegiatan yang dilakukan anak kemaren atau sebelum berangkat sekolah tadi pagi. Kegiatan ini bertujuan untuk meransang dan meningkatkan daya ingat anak  mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukannya kemaren dirumah atau kegitan sebelum pergi sekolah. Disini pun anak kan terlatih untuk berbahasa,menggungkapkan isi pikirannya.
·         Selanjutnya Tanya jawab antara guru dan anak didik mengenai benda-benda yanga da dihalaman sekolah, dengan tujuan anak diharapkan mampu untuk menggunakan dan menjawab pertanyaan apa,mengapa,dimana,berapa. Sehinnga  aspek perkembangan bahasa anak dapat terstimulus dan berkembang dengan baik.
Dari pertanyaan guru tersebut,maka diperoleh bermacam-macam jawaban dari anak-anak,misalnya dari pertanyaan apa saja benda-benda yang dapat kita temui dihalaman sekolah? Maka ada jawabanya dari anak-anak didik, seperti bunga, rumput, batu, pagar, pohon, seluncuran, jungkat-jungkit, ayunan, kupukupu, kumbang, dan sebagainya. Dari sekian jawaban yang dikemukankan anak maka kita dapat menyimpulkan bahwa benda-benda yang ada di halaman sekolah kita itu terbagi menjadi dua yaitu Benda Hidup dan benda Mati. Benda hidup seperti tanaman bunga,pohon,rumput atau Tumbuhan yang tumbuh dihalaman sekolah,kupu-kupu,kumbang,atau binatang-binatang yang ada dihalaman sekolah. Ciri-ciri dari benda hidup tersebut adalah bernafas,butuh makanan,bergerak dan berkembang biak, Sedangkan benda mati seperti batu,tanah,pasir,kerikil,atau batu,batu kecil,pagar,ayunan dan sebagainya,dimana benda-benda itu tidak bernafas,tidak membutuhkan makan,tidak bergerak dan tidak pula berkembangbiak.
Sehinnga tertanam konsep pada anak makhluk hidup dan makhluk mati beserta contoh-contohnya.
·         Kegiatan selanjutnya anak menyusun puzzle yang bergambar halaman sekolah.
Dengan kegitan ini diharapkan Anak mampu menyusun kepingan puzzle menjadi bentuk yang utuh (lebih dari 8 keping). Permainan puzzle ini termasuk alat permainan montesorri
Pada kegiatan menyusun kepingan puzzle ini diharapkan kemampuan kognitif dan motorik halus anak dapat berkembang dengan baik.
Pada kegiatan inti,guru mengajak anak untuk keluar kelas menuju halaman sekolah yang sebelummnya anak dibagi menjadi 2 kelompok,satu kelompok terdiri dari kurang lebih 7 orang anak. Disini guru memanfaatkan lingkungan alam sebagai sumber belajar,yaitu halaman sekolah. Dihalaman sekolah ini guru dapat mengajak anak untuk menemukan benda-benda mati seperti tanah,batu,pasir,kerikil atau batu kecil. Atau guru telah menyediakan benda-benda tersebut (batu,kerikil,tanah dan pasir) sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Tujuan kegiatan dan kemampuan yang diharapkan tercapai oleh anak adalah
·         Anak membedakan batu dengan kerikil,tanah dengan pasir,
dengan kegiatan ini diharapkan Anak mampu mengenal perbedaan dari kasar-halus,berat-ringan,besar-kecil.
Guru menyuruh anak untuk memegang dan meraba permukaan keempat benda tersebut dan menyebutkan secara lisan perbedaan antara kerikil,dan batu, tanah dan pasir.kemudian guru dapat menyimpulkan bahwa batu lebih besar dari pada kerikil,batu lebih berat dari pada kerikil. Pasir lebih halus dari pada tana,tanah lebih berat dari pada pasir. Dengan kegiatan ini kemampuan kognitif anak akan terstimulus dan dapat berkembang dengan baik.
·         Anak mampu menemukan dan menunjuk 2 kelompok batu yang jumlahnya sama,tidak sama,lebih banyak dan lebih sedikit.
Guru dapat mengelompokan batu-batu dengan jumlah yang sama dan jumlah yang berbeda. Kemudian anak disuruh untuk menemukan dan menunjuk mana saja kelompok batu yang memilki jumlah yang sama, jumlah yang berbeda,menunjuk kelompok batu yang jumlah batunya lebih banyak dan lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok batu yang lain.
·         Anak mampu membuat urutan bilangan 1-20 dengan benda-benda.
Disini benda yang dapat digunakan oleh anak adalah batu atau kerikil –kerikil yang telah disediakan oleh guru. Guru menyuruh anak untuk membuat urutan bilangan 1-20 dengan kerikil. Misalnya angka satu dilambangkan dengan jumlah kerikil 1 buah, angka 14 dilambangkan dengan jumlah kerikil 14 buah. Dengan kegiatan ini diharpakan kemmapuan kognitif anak khususnya dibidang konsep bilangan dan lambang bilangan dapat berkemabang dengan baik.
·         Anak mampu membuat berbagai bentuk dengan menggunakan tanah liat
       Guru dapat menyediakan tanah liat dan sedikit air untuk memudahkan anak untuk membentuk benda-benda dari tanah liat tersebut. Sebelumnya guru dapat mencontohkan tahap-tahap membuat boneka dari tanah liat tersebut pada anak, dan selanjutnya anak dapat membuat boneka tersebut sesuai dengan kreasinya.
Kegiatan ini dapat menstimulus kemampuan motorik halus anak dan kreativitasnya agar berkembang lebih baik.
Pada kegiatan penutup,guru dan anak melakukan kegiatan pembelajaran kembali didalam kelas. Pada kegiatan penutup ini tujuan kegiatannya adalah
·         Anak mampu menceritakan kembali kegiatan yang dilakukannya hari ini disekolah.
Kegiatan ini dapat melatih dan meningkatkan daya ingat anak,serta mengembangkan kemampuan bahasanya.
Guru dapat memberikan kesimpulan mengenai kegiatan yang  telah dilakukan anak pada hari ini.
·         Anak mampu menyanyikan 20 lagu anak-anak.
Anak diharapkan mampu menyanyikan lagu anak-anak minimal 3 buah dengan lafaz yang jelas dan diiringi oleh alat musik sederhana seperti kerincingan.
·         Berdo’a pulang
Kegiatan ini bertujuan agar anak mampu dan terbiasa berdo’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Sehingga nilai moral dan agam anak sudah dapat terstimulus dan berkembang dengan baik sejak usia dini.



















BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan.
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran lebih bermakna disebabkan para siswa dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan. Disamping itu, guru juga berharap siswa akan lebih akrab dengan lingkungan sehingga menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan sekitarnya. Lingkungan sebagai media pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga yaitu lingkungan sosial, lingkungan alam, dan lingkungan buatan. Dengan cara yang tepat dan persiapan yang matang, semua jenis lingkungan bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam memamfaatkan lingkungan :
·         Karyawisata yaitu kunjungan siswa keluar kelass untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah.
·         Kegiatan berkemah (school camping) merupakan agenda kegiatan rutin yang dilaksanakan institusi-institusi pendidikan anak usia dini di negara maju.
·         Kegitan penganatan atau survey yaitu mengunjungi objek tertentu yang relevan dengan tujuan belajar misalnya untuk mengenal kebiasaan dan adat istiadat masyarakat di sekitar lembaga pendidikan anak usia dini.

B.      Saran.
Hendaknya dalam memamfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar guru harus bisa memperkirakan atau memproyeksi apa yang diperlukan dan apa yang akan dilakukan agar pembelajaran dengan memamfaatkan lingkungan dalam memberi pengalaman yang bermakna bagi anak.
Daftar Pustaka
Eliyawati, Cucu (2005) Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini, Jakarta : Depdiknas.
Depdiknas (2010) Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta : Dikretorat PAUD.





0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Pitri Anggelina
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.


Translate

Blogroll

About

Entri Populer

Flag Counter