Senin, 28 Oktober 2013
21.36 |
Diposting oleh
Pitri Anggelina |
Edit Entri
RESUME
“MAKANAN JAJANAN”
Oleh :
Pitri Anggelina
1105814
RM 2011
Dosen pembimbing :
Dra.Rivda Yetti.MPd
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
2013
MAKANAN
JAJANAN
a.
Pengertian Makanan Jajanan
Pengertian
makanan jajanan (Street Foods) adalah jenis makanan yang dijual dikaki lima,
pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, di tempat pemukiman serta lokasi yang
sejenis (Winarno, 1997).
Makanan jajanan menurut FAO didefisinikan
sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki
lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan
atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut (Judarwanto,
2008).
Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003,
makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan
di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual
bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
942/MENKES/SK/VII/2003, pada pasal 2 disebutkan penjamah makanan jajanan adalah
orang yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan makanan dan
peralatannya sejak dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan
sampai dengan penyajian.
Penjamah
makanan jajanan dalam melakukan kegiatan pelayanan penanganan makanan jajanan
harus memenuhi persyaratan antara lain: tidak menderita penyakit mudah menular
misalnya batuk, pilek, influenza, diare, penyakit perut sejenisnya; menutup
luka (pada luka terbuka/ bisul atau luka lainnya); menjaga kebersihan tangan,
rambut, kuku, dan pakaian; memakai celemek, dan tutup kepala; mencuci tangan
setiap kali hendak menangani makanan; menjamah makanan harus memakai alat/
perlengkapan, atau dengan alas tangan; tidak sambil merokok, menggaruk anggota
badan (telinga, hidung, mulut atau bagian lainnya); tidak batuk atau bersin di
hadapan b Pada pasal 9 juga disebutkan bahwa makanan jajanan yang dijajanan
harus dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup. Pembungkus yang digunakan dan
atau tutup makanan jajanan harus dalam keadaan bersih dan tidak mencemari
makanan.
Makanan kecil atau jajan adalah makanan yang biasanya menemani
minum teh, kopi, atau minuman dingin. Dapat dihidangkan pagi sekitar jam 10.00
atau sore hari pukul 16.00 – 17.00, kadang-kadang dapat dihidangkan pada malam
hari sebelum tidur. Kira-kira satu kali makan jajan, seseorang cukup 1-2 potong
yang mengandung 150-200 kalori (Tarwotjo, 1998).
Pangan
jajanan termasuk dalam kategori pangan siap saji yaitu makanan dan minuman yang
dijual untuk langsung dikonsumsi tanpa proses pengolahan lebih lanjut. Ragam
pangan jajanan antara lain: bakso, mie goreng, nasi goreng, ayam goreng,
burger, cakue, cireng, cilok, cimol, tahu, gulali, es jepit, es lilin dan ragam
pangan jajanan lainnya (Direktorat Perlindungan Konsumen, 2006).
b.
Jenis makanan jajanan
Jenis makanan jajanan menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi
dalam Mariana (2006) dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:
1. Makanan jajanan yang berbentuk panganan, seperti kue
kecil-kecil, pisang goreng dan sebagainya.
2. Makanan jajanan yang diporsikan (menu utama), seperti pecal,
mie bakso, nasi goreng dan sebagainya.
3. Makanan jajanan yang berbentuk minuman, seperti es krim, es
campur, jus buah dan sebagainya.
Menurut
Tarwotjo (1998) ada 2 (dua) jenis makanan kecil (jajanan), yaitu:
1.
Makanan jajanan dengan rasa manis
Bila dilihat dari cara memasaknya dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu jenis makanan jajanan basah dan kering.
a)
Kue basah manis, antara lain
sebagai berikut: - Aneka bubur, seperti: bubur sumsum, bubur candil, dan bubur
sagu.
·
Aneka kolak, seperti: kolak
pisang, kolak ubi, dan kolang-kaling.
·
Aneka jajan yang dikukus, seperti:
nagasari, putu mayang, dan kue lapis.
·
Jajan yang direbus, seperti:
kelepon, ongol-ongol, dan agar-agar.
b)
Kue kering manis, antara lain
sebagai berikut: - Aneka goreng-gorengan, seperti: pisang goreng dan ubi kunig
goreng.
·
Aneka kue yang dipanggang,
seperti: cake, bolu, kue kering dan yang dipanggang dengan cetakan,
misalnya kue lumpur dan carabikang.
2.
Makanan jajanan dengan rasa asin
Makanan jajanan dengan rasa asin, seperti arem-arem, lumpia dan
risol.
c.
Peran makanan jajanan
Peranan makanan jajanan antara lain: (Khomsan,2003)
1. Merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan energi karena
aktivitas fisik di sekolah yang tinggi (apalagi bagi anak yang tidak sarapan
pagi).
2. Pengenalan berbagai jenis makanan jajanan akan menumbuhkan
penganekaragaman pangan sejak kecil.
3. Meningkatkan perasaan gengsi anak pada teman-temannya di
sekolah.
Direktorat Jenderal
Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam
Marlina (2003) menyebutkan beberapa aspek positif makanan jajanan yaitu:
1.
Lebih murah daripada masak sendiri
Diperkirakan setiap keluarga di daerah perkotaan membelanjakan
uangnya untuk makanan jajanan bervariasi dari 15% sampai 20% dari seluruh
anggaran rumah tangga yang disisihkan untuk makanan. Makanan jajanan ini dapat
dijual dengan relatif murah dibandingkan dengan masak sendiri karena
bahan-bahan dan bumbu dibeli dengan harga murah di pasar dan dalam jumlah yang
banyak. Kadang-kadang untuk mempertahankan harga yang murah para pedagang
makanan terpaksa harus membeli bahan makanan yang rendah mutunya.
2.
Manfaat makanan jajanan bagi anak sekolah dan
pekerja
Makanan
yang dikonsumsi di pagi hari akan mengganti zat tenaga dan zat-zat lainnya yang
telah digunakan semalaman oleh tubuh. Disamping sebagai cadangan
makanan yang disimpan dalam tubuh selama jam sekolah kandungan zat
gizi yang diperoleh dari makanan pagi tersebut akan menurun. Untuk mengatasi
hal tersebut dapat diperoleh dengan mengkonsumsi makanan jajanan. Bagi kedua
kelompok ini makanan memegang peranan penting dalam memenuhi kecukupan gizi,
terutama energi.
3. Peranan makanan jajanan dalam pemenuhan kecukupan gizi
Hasil
penelitian Sujana dan kawan-kawan terhadap 52 macam jajanan yang sering
dikonsumsi oleh orang dewasa maupun anak sekolah yang harganya relatif murah,
kandungan zat gizi dari makanan jajanan sumber energi menempati urutan pertama,
kemudian diikuti campuran sumber energi dan protein seperti mie bakso.
d.
Makanan jajanan yang aman
Menurut Srikandi dalam Marlina (2003), masalah makanan jajanan di
Indonesia umumnya terjadi karena pengolahan dan penyajiannya yang tidak
higienis. Biasanya diproduksi dan dijual dalam kondisi yang kurang baik
sehingga sering terkontaminasi oleh mikroorganisme dan hal ini dapat
menimbulkan berbagai penyakit.
Makanan
sehat selain mengandung zat gizi yang cukup dan seimbang juga harus aman, yaitu
bebas dari bakteri, virus, parasit, serta bebas dari pencemaran zat kimia.
Makanan dikatakan aman apabila kecil kemungkinan atau sama sekali tidak mungkin
menjadi sumber penyakit atau yang dikenal sebagai penyakit yang bersumber dari
makanan (foodborne disease). Oleh sebab itu, makanan harus dipersiapkan,
diolah, disimpan, diangkut dan disajikan dengan serba bersih dan telah dimasak
dengan benar (Soekirman, 2000).
Pangan jajanan yang sehat dan aman adalah pangan jajanan yang
bebas dari bahaya fisik, cemaran bahan kimia dan bahaya biologis (Direktorat
Perlindungan Konsumen, 2006).
1)
Bahaya fisik dapat berupa benda
asing yang masuk kedalam pangan, seperti isi stapler, batu/kerikil, rambut,
kaca.
2)
Bahaya kimia dapat berupa cemaran bahan kimia
yang masuk ke dalam pangan atau karena racun yang sudah terkandung di dalam
bahan pangan, seperti: cairan pembersih, pestisida, cat, jamur beracun,
jengkol.
3)
Bahaya biologis dapat disebabkan
oleh mikroba patogen penyebab keracunan pangan, seperti: virus, parasit,
kapang, dan bakteri.
Adapun kiat memilih pangan jajanan yang sehat dan aman yaitu:
(Direktorat Perlindungan Konsumen, 2006)
1)
Hindari pangan yang dijual di
tempat terbuka, kotor dan tercemar, tanpa penutup dan tanpa kemasan .
2)
Beli pangan yang dijual ditempat
bersih dan terlindung dari matahari, debu, hujan, angin dan asap kendaraan
bermotor. Pilih tempat yang bebas dari serangga dan sampah.
3)
Hindari pangan yang dibungkus
dengan kertas bekas atau koran. Belilah pangan yang dikemas dengan kertas,
plastik atau kemasan lain yang bersih dan aman.
4)
Hindari pangan yang mengandung bahan pangan
sintetis berlebihan atau bahan tambahan pangan terlarang dan berbahaya.
Biasanya pangan seperti itu dijual dengan harga yang sangat murah.
5)
Warna makanan atau minuman yang
terlalu menyolok, besar kemungkinan mengandung pewarna sintetis, jadi sebaiknya
jangan dibeli.
6)
Untuk rasa, jika terdapat rasa
yang menyimpang, ada kemungkinan pangan mengandung bahan berbahaya atau bahan
tambahan pangan yang berlebihan
e.
Dampak negatif makanan jajanan
Jajan yang terlalu sering dan menjadi kebiasaan akan berakibat
negatif, antara lain: (Irianto, 2007)
1. Nafsu makan menurun.
2. Makanan yang tidak higienis akan menimbulkan berbagai penyakit.
3. Salah satu penyebab terjadinya obesitas pada anak.
4. Kurang gizi sebab kandungan gizi pada jajanan belum tentu
terjamin.
5. Pemborosan.
Keamanan makanan jajanan
juga masih diragukan. Pada penelitian yang dilakukan di Bogor telah ditemukan Salmonella
paratyphi A di 25%-50% sampel minuman yang dijual di kaki lima. Penelitian
lain yang dilakukan suatu lembaga studi di daerah Jakarta Timur mengungkapkan
bahwa jenis jajanan yang sering dikonsumsi oleh anak-anak sekolah adalah
lontong, otak-otak, tahu goreng, mie bakso dengan saus, ketan uli, es sirop,
dan cilok. Berdasarkan uji lab ditemukan borax, formalin, dan rhodamin B pada
jajanan tersebut. Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) ini dapat terakumulasi
pada tubuh manusia dan bersifat karsinogenik yang dalam jangka panjang
menyebabkan penyakit-penyakit (Judarwanto, 2008).
Sejumlah
ahli sudah meneliti bahaya beberapa jenis bahan tambahan pangan, termasuk yang
digunakan dalam makanan jajanan ringan. Misalnya pewarna Erythrosin, tartazine
dan sunset yellow bisa menimbulkan alergi saluran pernafasan, membuat anak jadi
hiperaktif dan menimbulkan efek kurang baik pada otak dan perilaku (Ratnawati, 2001).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
- Pitri Anggelina
Diberdayakan oleh Blogger.
Translate
Blogroll
About
Entri Populer
-
UJIAN AKHIR SEMESTER “LAPORAN STIMUlASI PENGEMBANGAN BAHASA ” Oleh : Pitri Anggelina 1105814 RM 2011 Dosen pembimbing ...
-
PENGELOLAAN SUMBER BELAJAR DAN PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN A. Pengertian Sumber Belajar Istilah sumber belajar dalam bidang pend...
-
MAKALAH PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR UNTUK ANAK USIA DINI “Teknik Menggunakan Lingkungan sebagai Sumber Belajar” Dosen Pembimbing...
-
LAPORAN HASIL OBSERVASI “APLIKASI PENGEMBANGAN KOGNITIF PADA TIAP-TIAP SENTRA” Disusun oleh : Pitri Anggelina 1105814 ...
-
RESUME “MAKANAN JAJANAN” Oleh : Pitri Anggelina 1105814 RM 2011 Dosen pembimbing : Dra.Rivda Yetti.MPd Pendidik...
-
SOSIOLOGI PENDIDIKAN “STRUKTUR SOSIAL” Disusun Oleh Kelompok 4: Pitri Anggelina/1105814 Risya Fimala/110572 Irma Yanti/1105...
-
METODOLOGI PERENCANAAN, PENGGUNAAN, PENETAPAN DAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR Metodologi berasal dari bahasa Yuna...
-
Makalah Gizi dan kesehatan anak “Indoor Safety” Kelompok 3: Pitri Anggelina Putri Yanti Sugianti ...
-
RESUME “MAKANAN JAJANAN” Oleh : Pitri Anggelina 1105814 RM 2011 Dosen pembimbing : Dra.Rivda Yetti.MPd Pendidi...
0 komentar:
Posting Komentar