Senin, 03 Juni 2013

LAPORAN HASIL OBSERVASI
“APLIKASI PENGEMBANGAN KOGNITIF PADA TIAP-TIAP SENTRA”




Disusun oleh :
Pitri Anggelina
1105814
RM/2011
Dosen pembimbing :
Dra.HJ.Zulminiarti.M,Pd

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT karena berkat rahmat dan karunianya lah penulis dapat menyelesaikan LAPORAN OBSERVASI tanpa adanya halangan satupun. Observasi ini dilaksanakan pada tanggal 29 may 2013 dalam 1 hari yang bertempat di PAUD MEKAR SARI. Observasi ini diikuti oleh 6 mahasisiwi PGPAUD, dalam observasi ini penyusun dapat melihat sentra apa saja yang dipakai dalam pengembangan kognitif anak.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang turut membantu penyusunan laporan observasi, antara lain kepada Dra.HJ.Zulminiarti.M,Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah metodelogi pengembangan kognitif anak dan juga teman-teman seperjuangan yang ikut membantu dalam menyelesaikan laporan hasil observasi.
Kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan observasi.




Padang,3 Juni 2013
                                                                                                                      Penyusun


Pitri Anggelina





BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar  Belakang
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
PAUD merupakan salah satu jenis Pendidikan luar Sekolah (PLS) termasuk pada satuan kelompok belajar tetapi bukan merupakan persyaratan masuk TK atau SD. PAUD adalah pendidikan luar sekolah seperti Kelompok Bermain dan Penitipan Anak, yang umumnya berjalan sendiri-sendiri dengan polanya masing-masing. Pembelajran di PAUD biasanya  dilakukan dalam bentuk sentra. Sentra adalah zona, titik atau station di mana anak memulai kegiatan bermain dan belajarnya sebagai awal dari kehidupannya, karena belajar di sentra adalah belajar problem solving, yang kelak anak menjadi lebih mandiri, disiplin, dan tanggung jawab. Melalui observasi ini akan dilihat sentra apa saja yang dipakai dalam pembelajaran yang dilakukan di PAUD Mekar Sari.

B.      Fokus
Setelah diadakan observasi di salah satu PAUD MEKAR SARI maka penelitian ini difokuskan pada  sentra pembelajaran yang digunakan.
C.      Tujuan
Adapun tujuan diadakan observasi ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk memenuhi tugas kuliah Metode Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini
2.      Untuk melihat sentra apa yang digunakan dalam pengembangan kognitif

D.     Mamfaat
adapun mamfaat yang didapatkan setelah melakukan observasi adalah sebagai berikut :
1.      Memberikan bekal kepada mahasiswa observasi agar memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
2.      Dapat menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa observasi tentang model dan cara pembelajaran yang efektif dan efisien.

E.      Metode Pendekatan.
Metode pendekatan yang digunakan dalam observasi, yaitu metode-metode pendekatan wawancara, pengamatan secara langsung Proses Belajar Mengajar (PBM) di dalam kelas, dan dokumen-dokumen untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan laporan observasi.

F.       Pelaksanaan
Observasi ini dilaksanakan tanggal 29 Juni 2013 di PAUD Mekar Sari.






BAB II
LANDASAN TEORI
A.     Pengertian Pembelajaran Menggunakan Sentra
Model pembelajaran sentra dan saat lingkaran atau “Beyond Center and Circle Time” (Lebih Jauh Tentang Sentra dan Saat Lingkaran) atau lebih dikenal dengan model pembelajaran sentra, sentra belajar (learning center atau learning areas) merupakan model pembelajaran yang berfokus pada anak. Pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran.Sentra main adalah zona atau area main anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat main, berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis permainan, yakni main sensorimoto (fungsional main peran dan main pembangunan.Sedangkan saat lingkaran adalah saat pendidik duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan dan sesudah main.
Pada pembelajarannya dengan menggunakan 4 jenis pijakan (scaffolding) untuk mendukung perkembangan anak, yaitu (1) pijakan lingkungan main; (2) pijakan sebelum main; (3) pijakan selama main; dan (4)pijakan setelah main. Pijakan adalah dukungan yang berubah-ubah, disesuaikan dengan perkembangan yang dicapai anak dan diberikan sebagai pijakan untuk mencapai perkembangan yang lebih tinggi.

Pembelajaran sentra merupakan model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh Creative Center for Childhood Research and Training (CCCRT) yang berkedudukan di Florida, Amerika Serikat, selama 25 tahun dan telah terakreditasi oleh National Association Early Young Childhood (NAEYC) sebagai model pembelajaran yang direkomendasikan dapat diterapkan di Amerika Serikat. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini telah menerjemahkan bahan-bahan pelatihan model pembelajaran sentra dan telah memperoleh copyright dari CCCRT selama lima tahun (2004-2009). Model pembelajaran sentra dan saat lingkaran merupakan pengembangan dari metode Montessory, High Scope dan Reggio Emilio, yang memfokuskan kegiatan anak di sentra-sentra atau area-area untuk mengoptimalkan seluruh
kecerdasan anak (sembilan kecerdasan jamak

b.      Prinsip Dasar Pembelajaran Sentra.
Filosofi dari program pembelajaran sentra berasal dari berbagai ahli psikologi perkembangan yang telah mengamati pertumbuhan dan perkembangan anak selama bertahun-tahun. Diantaranya adalah teori dan model pembelajaran dari Helen Parkhust dengan sekolah Dalton, dimana tidak digunakannya program klasikal, tetapi menggunakan sentra-sentra sebagai tempat belajar.
Menurut Helen Parkhust yang lahir di Amerika pada tahun 1807 M, kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan sifat dan keadaan individu yang mempunyai tempat dan irama perkembangan berbeda satu dengan yang lain. Kegiatan pembelajaran harus memberikan kemungkinan kepada siswa untuk berinteraksi, bersosialisasi dan bekerja sama dengan siswa lain dalam mengerjakan tugas tertentu secara mandiri. Pandangan Helen Parkhust ini, tidak hanya mementingkan aspek individu, tetapi juga aspek sosial, sedangkan bentuk pembelajarannya memadukan klasikal dan individual.
Adapun program pembelajaran yang digunakan dalam model sentra ini, mengadopsi dan mengembangkan teori yang dikemukakan oleh Jean Piaget, Lev Vigotsky, Anna Freud, dan Sarah Smilansky. Para ahli psikolog tersebut percaya bahwa ada empat unsur atau konsep dasar yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan pembelajaran untuk anak usia dini, yaitu teori pengetahuan (theory of knowledge), teori perkembangan (theory of development), teori belajar (theory of learning), dan teori mengajar (theory of teaching).
Adapun teori-teori tersebut adalah :

a.      Teori pengetahuan.
Piaget mengatakan bahwa manusia itu mempunyai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu dalam menjalani hidupnya. Pengetahuan ini sudah ada dalam diri manusia dan tinggal mengkonstruk saja.
b.      Teori Perkembangan (Theory of Development).
Manusia memiliki pola perkembangan dan karakteristik dari bayi hingga dewasa. Para ahli psikologi berpendapat bahwa manusia dalam perkembangannya memiliki karakteristik tertentu.

c.       Teori Belajar (Learning Theory).
Sesuai dengan program pendidikan bagi anak usia dini yaitu penerapan pembelajaran yang tepat dengan pendekatan bermain, bahwa dari teori pengembangan tersebut dapat dilihat anak memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya melalui kegiatan bermain sambil belajar (learning by playing). Pada hakikatnya anak senang bermain, anak sangat menikmati permainan, tanpa terkecuali. Melalui bermain, anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dapat menjadi lebih dewasa.
Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam bermain adalah :
1)      Bermain harus muncul dalam diri anak.
2)       Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat.
3)      Bermain adalah aktivitas yang nyata dan sesungguhnya.
4)      Bermain harus difokuskan pada proses dari pada hasil.
5)       Bermain harus didominasi oleh pemain.
6)      Bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain.

Adapun jenis-jenis main yang dikembangkan adalah :
1)      Sensorimotor atau main fungsional.
Kebutuhan sensorimotor anak didukung ketika mereka diberi kesempatan untuk bergerak secara bebas, bermain di halaman atau di lantai atau di meja dan di kursi. Kebutuhan bermain sensorimotoranak didukung bila lingkungan baik di dalam maupun di luar ruangan menyediakan kesempatan untuk berhubungan dengan banyak tekstur dan barbagai jenis bahan bermain yang berbeda yang mendukung setiap kebutuhan perkembangan anak.
2)      Main peran (mikro dan makro).
Main peran juga disebut main simbolik, pura-pura, make believe, fantasi, imajinasi, atau main drama sangat penting untuk perkembangan kognisi, sosial dan emosi anak pada usia tiga sampai enam tahun (Vigotsky, 1967, Erikson, 1962). Fungsi main peran menunjukkan kemampuan berpikir anak yang lebih tinggi. Sebab anak mampu menahan pengalaman yang didapatnya melalui panca indra dan menampilkannya kembali dalam bentuk perilaku berpurapura. Main peran membolehkan anak memproyeksikan diri ke masa depan, menciptakan kembali ke masa lalu dan mengembangkan ketrampilan khayalan.

3)      Main Pembangunan.
Main pembangunan juga dibahas dalam kerja Piaget (1962) dan Smilansky (1968). Piaget menjelaskan bahwa kesempatan main pembangunan membantu anak untuk mengembangkan keterampilannya yang akan mendukung keberhasilan sekolahnya di kemudian hari. Main pembangunan bertujuan merangsang kemampuan anak mewujudkan pikiran, ide, dan gagasannya menjadi karya nyata. Selain itu, anak menghadirkan dunia mereka melalui main pembangunan, mereka berada di posisi tengah antara main dan kecerdasan menampilkan kembali. Ketika anak bermain pembangunan, anak terbantu mengembangkan keterampilam koordinasi motorik halus juga berkembangnya kognisi ke arah berpikir operasional, dan membangun keberhasilan sekolah di kemudian hari, contoh bahan main berupa bahan pembagunan yang terstruktur, seperti balok unit,balok berongga, balok berwarna, logo, puzzle, cat, pulpen hingga pensil.

d.      Teori Pembelajaran (Theory of Instruction).
Pembelajaran pada anak usia dini selalu menggunakan pendekatan bermain anak. Program ini memberikan kesempatan pada anak untuk bermain dan mengeksplorasi permainannya seluas-luasnya sesuai dengan tahapan perkembangan yang dimiliki oleh individu masing-masing anak. Pada model pembelajaran sentra, seorang guru lebih sebagai pengkonstruksi pemikiran anak dan pengobserver perkembangan anak serta sebagai model bagi anak. Agar tercapai pelaksanaan pembelajaran, tentu saja yang harus diperhatikan adalah karakteristik perkembangan anak, karena dalam pembelajaran model sentra ini, yang diharapkan adalah tercapainya perkembangan psikologis anak sesuai dengan usia biologisnya secara natural sesuai dengan irama perkembangan masing-masing anak.

B.      Tujuan Pembelajaran Sentra
tujuan dari pada pembelajaran sentra dapat disimpulkan sebagai berikut:
a)      Meningkatkan pelayanan pengalaman belajar kepada anak secara lebih mendalam dengan memberikan kebebasan bereksplorasi dalam setiap sentranya.
b)      Dengan adanya sentra melatih anak-anak untuk lebih mandiri karena tidak bergantung pada guru kelasnya saja, tetapi akan lebih diarahkan untuk melakukan kegiatan dengan guru-guru yang lain terutama yang menjadi guru sentra.
c)       Dengan adanya guru sentra, maka guru sentra akan lebih fokus dalam mengembangkan sentra yang menjadi tanggung jawabnya dengan menuangkan segala pengembangan ide kreatifnya.
d)      Proses pembelajaran diharapkan berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan anak bekerja mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke anak.
e)       Dalam konteks itu, anak mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana pencapaiannya, mereka sadar bahwa apa yang mereka pelajari akan berguna bagi hidupnya nanti.
f)       Anak dapat memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti, dalam hal ini guru sentra bertugas sebagai pengarah dan pembimbing atau inspirator.


C.      Karakteristik Model Pembelajaran Sentra
Model pembelajaran sentra merupakan model pembelajaran yang mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh pembelajaran lainnya. Adapun karakteristiknya dapat dilihat dari beberapa aspek, sebagai berikut:
a)      Ruangan Kelas
Ruangan kelas dapat dimodifikasi menjadi kelas-kelas kecil, yang disebut ruangan vak atau sentra-sentra. Setiap ruangan vak atau sentra terdiri atas satu bidang pengembangan. Ada sentra bahasa, sentra daya pikir, sentra daya cipta, sentra agama (imtaq), sentra seni, sentra
kemampuan motorik. Dengan menggunakan kegiatan main yang mencakup tiga jenis main (sensorimotor, peran dan pembangunan). Rasio cukup, ukuran kelompok ideal (maksimal 10 anak), ruang cukup luas (5-7 meter persegi per anak).
b)      Guru
Setiap guru harus mencintai dan menguasai bidang pengembangan masing-masing. Guru harus memberi penjelasan secara umum kepada anak-anak yang mengunjungi sentranya sesuai dengan tema yang dipelajari, memberi pengarahan, mengawasi dan memperhatikan anak-anakketika menggunakan alat-alat sesuai dengan materi yang dipelajarinya, selanjutnya menanyakan kesulitan yang dialami oleh murid-murid dalam mengerjakan materi tersebut. Selain itu, guru sentra harus menguasai perkembangan setiap anak dalam mengerjakan berbagai tugas sehingga dapat mengikuti tempo dan irama perkembangan setiap anak dalam menguasai bahan-bahan pengajaran atau tugas perkembangannya. Dalam pembelajaran sentra ini, satu guru sentra hanya bertanggung jawab pada 7 sampai 12 anak saja dengan moving class setiap hari dari satu sentra ke sentra lain.
c)      Bermain
Menjadikan kegiatan “bermain” sebagai kegiatan inti, anak belajar melalui permainan mereka.
d)      Pijakan
Ada pijakan-pijakan yang mengantarkan anak maju atau naik sendiri ke tahap perkembangan berikutnya. Ada ”circle times” (saat lingkaran)
e)      Intensitas dan densitas
Intensitas adalah sejumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk pengalaman tiga jenis main sepanjang hari dan sepanjang tahun. Sedangkan densitas adalah berbagai macam cara setiap jenis main yang disediakan untuk mendukung pengalaman anak.
f)       Bahan dan Tugas
Bahan pengajaran setiap sentra terdiri dari bahan minimal dan bahan tambahan. Bahan minimal yaitu bahan pengajaran yang berisi uraian perkembangan kemampuan minimal yang harus dikuasai setiap anak sesuai tingkat usianya. Bahan ini harus dikuasai anak dan merupakan target kemampuan minimal dalam mempelajari setiap sentra tertentu.
g)      Anak dan Tugasnya
Setiap anak akan mendapat tugas dan penjelasan secara klasikal. Masing-masing anak dapat memilih sentra yang akan diikutinya. Ia bebas menentukan waktu dan alat-alat untuk menyelesaikan tugasnya. Setiap anak tidak boleh mengerjakan tugas lain sebelum tugas yang dikerjakannya selesai. Untuk mengembangkan sosiobilitas, anak boleh mengerjakan tugas tertentu bersama-sama. Dengan cara ini, anak akan mempunyai kesempatan bersosialisasi, bekerja sama, tolong menolong satu dengan lainnya.
h)      Evaluasi
Kemajuan Perkembangan Anak Pencatatan kegiatan belajar anak dilakukan setiap pertemuan dengan cara mencatat perkembangan kemampuan anak dalam hal motorik kasar, halus, berbahasa, sosial dan aspek-aspek lainnya. Pencatatan kegiatan main anak dilakukan oleh guru (pendidik). Selain mencatat kemajuan belajar anak, guru juga dapat menggunakan lembaran check list perkembangan anak, dilihat dari hasil kerja anak-anak, karena itu, semua hasil karya anak dijadikan sebagai bahan evaluasi dan laporan perkembangan belajar anak kepada orang tua masing-masing




















BAB III
ANALISIS DATA

A.     Profil Lembaga

1.      Nama sekolah                              : Scool Early Chilhood Education (Paud) Mekar Sari.
2.      Alamat                                         : Jln. Parkit Ujung No.1
3.      Kode Pos                                       : 25132
4.      Kelurahan                                     : Padang Utara
5.      Kota                                              : Padang
6.      Kegiatan belajar mengajar          : Pagi
7.      Lokasi sekolah                              : RT/04 RW/08 Parkit
8.      Sekolah berdiri                             : 16 juni 2009
9.      Status sekolah                              : Diakui
10.  Sk /operasional                            : No.05/ATB-55/SK-VIII/2009/421.5/0738/PLS/2011
11.  Nama Penyelenggara                  : PKK Kelurahan Air Tawar Barat
·         Jalan                                 : Kaswari No 1
·         Kelurahan                         : Air Tawar Barat
·         Kecamatan                       : Padang Utara
·         Provinsi                            : Sumatra Barat
·         Akte Notaris/Pendirian    : 35/PAUD-MKS/V/2012

B.      Hasil Analisis.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis maka diperoleh hasil penelitian sentra  yang digunakan dalam pengembangan kognitif anak di PAUD Mekar Sari sebagai berikut:

1.      Sentra Imtaq (Keimanan dan Ketaqwaan)
Pada sentra ini berisi berbagai kegiatan untuk menanamkan nilai-nilai
agama, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sentra ini
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan beragama pada anak sejak dini
dan membentuk pribadi yang cerdas berperilaku sesuai dengan norma-norma agama. Kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang sederhana dan menyenangkan bagi anak mengingat bahwa pengenalan dan pemahaman terhadap agama merupakan suatu konsep yang abstrak, perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkret bagi anak. Bahan-bahan yang disiapkan adalah berbagai bangunan ibadah berbentuk mini, alat-alat beribadah dan kitab berbagai agama, buku-buku cerita, gambar-gambar dan alat permainanlain yang bernuansa agama. Dalam sentra ini anak melakukan kegiatan bermain untuk mengenal
agama Islam seperti; rukun Islam (syahadat, shalat, puasa, zakat, haji), rukun iman/akidah (iman kepada Allah, malaikat, nabi dan rasul, kitab Allah, hari akhir), al-Qur’an (mengaji) dan akhlak (mengucapkan kalimat thayyibah, akhlakul karimah, salam, dan lain-lain).       
Dalam sentra ini aspek kognitif juga bisa dikembangkan minsalnya :
·         Anak disuruh untuk membaca gambar yang memiliki kata /kalimat sederhana. Minsalnya anak membaca gambar alquran, dengan gambar yang ada anak bisa mengetahui kitab agama islam sekaligus anak bisa membaca gambar tersebut. Sehingga konsep agama berkembang dan kognitif juga berkembang.
2.      Sentra Bermain Peran
Sentra ini terdiri dari main peran makro dan mikro.  Main peran makro adalah bermain yang sifatnya kerja sama lebih dari 2 orang bahkan lebih khususnya untuk anak usia taman kanak-kanak, main mikro adalah awal bermain kerja sama dilakukan hanya 2 orang saja bahkan sendiri. Bermain peran dapat mengembangkan potensi kecerdasan emosi dan psikososial serta bahasa dan juga kognitif anak.
Sentra bermain peran bisa mengembangkan kognitif anak itu bisa kita lihat dari beberapa hal :
·         Bermain masak-masakan, nanti ada yang jadi ibu, ayah, anak. Ibu menyiapkan makanan buat keluarganya, nanti yang jadi ibu akan menyediakan peralatan makan. Minsalnya garpu dengan sendok. Berarti secara tidak sengaja hal itu akan mengemangkan kognitif anak, karena anak sudak bisa memasang benda sesuai fungsinya.
·         Bermain peran menjadi penjual dan pembeli. Nanti ada yang menjadi penjual dan ada juga yang menjadi pembeli. Dalam berperan menjadi pembeli dan penjual nanti, konsep angka akan berkembang disini minsalnya ada anak yang ingin membeli kue 3, terus penjual akan mengambil jumlah kue yang diminta pembeli. Dengan demikian kognitif anak telah berkembang dalam bermain peran menjadi penjual dan pembeli.

3.      Sentra Balok
Sentra ini khusus dirancang untuk bermain balok, diutamakan untuk anak usia 3 – 6 tahun. Bermain balok membantu mengembangkan potensi kecerdasan logika matematika dan sains, juga dapat memecahkan masalahnya serta kestabilan perkembangan emosinya. Disentra balok dapat mengembangkan kognitif anak hal itu bisa kita lihat dari beberapa hal yang dilakukan anak :
·         Anak bisa mengurutkan bebtuk-bentuk geometri dari besar-kecil dan sebaliknya.
·         Anak mengurutkan bentuk balok berdasarkan warna.
·         Anak membilang jumlah balok yang diberikan guru.
·         Anak menyusun balok berdasarkan urutan bilangan.
·         Anak memasang bentuk geometri dengan benda 3 dimensi bentuknya sama minsalnya lingkaran-bola, segiempat-kotak.
·         Anak mampu menggelompokkan benda berdasarkan warna, bentuk, ukuran.

4.      Sentra Persiapan
Persiapan kepada anak untuk menstimulasi motorik halus : mengurutkan, mengklasifikasi, menyusun pola, menyediakan tahap awal, menulis, membaca dan perlengkapan lain yang dirancang khusus untuk memperkuat keterampilan dan pengetahuan.
5.      Sentra Musik
Sentra ini menekankan pada pelatihan kepekaan anak dengan bunyi-bunyian melalui iringan, tangga nada dengan media alat musik elektronik maupun tradisional yang dimaksudkan untuk menyeimbangkan otak kanan & kiri sehingga muncul asa, etika, dan estetika.
Kita dapat melihat kognitif anak berkembang dari beberapa hal di sentra musik :
·         Anak mampu mengekspresikan gerakan sesuai dengan syair lagu.
·         Anak mengekspresikan gerakan dengan iringan musik.














BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Jadi mengapa sentra itu bagus dan penting? karena metode pembelajaran anak usia dini dengan sentra ini dikembangkan berdasarkan penelitian dan didukung teori yang sesuai dengan pendidikan dan perkembangan anak.

Disentra anak dapat:
  1. Mengembangkan rasa percaya diri dan melatih kemampuan dalam mengatasi permasalahannya
  2. Mencoba, bereksplorasi, mengembangkan gagasan, dan menata ulang apa yang seharusnya terjadi menurut pemahamannya.
  3. Mengembangkan rasa tanggungjawab terhadap alat dan bahan main yang digunakan
  4. Membangun kemampuan bekerjasama, interaksi sosial yang lebih intensif dibanding dalam kelompok besar.

B.    saran
diharapkan melalui pembelajaran sentra guru dapat memperhatikan aspek-aspek perkembangan anak dengan baik disetiap bidang pegembangan.




LAMPIRAN

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Pitri Anggelina
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.


Translate

Blogroll

About

Entri Populer

Flag Counter