Senin, 03 Juni 2013
20.43 |
Diposting oleh
Pitri Anggelina |
Edit Entri
LAPORAN HASIL
OBSERVASI
“APLIKASI PENGEMBANGAN KOGNITIF PADA TIAP-TIAP
SENTRA”
Disusun oleh :
Pitri Anggelina
1105814
RM/2011
Dosen pembimbing :
Dra.HJ.Zulminiarti.M,Pd
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT
karena berkat rahmat dan karunianya lah penulis dapat menyelesaikan LAPORAN
OBSERVASI tanpa adanya halangan satupun. Observasi ini dilaksanakan pada
tanggal 29 may 2013 dalam 1 hari yang bertempat di PAUD MEKAR SARI. Observasi
ini diikuti oleh 6 mahasisiwi PGPAUD, dalam observasi ini penyusun dapat
melihat sentra apa saja yang dipakai dalam pengembangan kognitif anak.
Pada kesempatan ini, penyusun
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang turut membantu penyusunan
laporan observasi, antara lain kepada Dra.HJ.Zulminiarti.M,Pd selaku dosen
pembimbing mata kuliah metodelogi pengembangan kognitif anak dan juga
teman-teman seperjuangan yang ikut membantu dalam menyelesaikan laporan hasil
observasi.
Kritik dan saran yang bersifat
membangun kami harapkan. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan observasi.
Padang,3 Juni 2013
Penyusun
Pitri Anggelina
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan
dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan
anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,
kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku
serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
PAUD merupakan salah satu jenis Pendidikan luar
Sekolah (PLS) termasuk pada satuan kelompok belajar tetapi bukan merupakan
persyaratan masuk TK atau SD. PAUD adalah pendidikan luar sekolah seperti
Kelompok Bermain dan Penitipan Anak, yang umumnya berjalan sendiri-sendiri
dengan polanya masing-masing. Pembelajran di PAUD
biasanya dilakukan dalam bentuk sentra. Sentra adalah
zona, titik atau station di mana anak memulai kegiatan bermain dan belajarnya
sebagai awal dari kehidupannya, karena belajar di sentra adalah belajar problem
solving, yang kelak anak menjadi lebih mandiri, disiplin, dan tanggung jawab.
Melalui observasi ini akan dilihat sentra apa saja yang dipakai dalam
pembelajaran yang dilakukan di PAUD Mekar Sari.
B.
Fokus
Setelah diadakan observasi di salah satu PAUD MEKAR
SARI maka penelitian ini difokuskan pada
sentra pembelajaran yang digunakan.
C.
Tujuan
Adapun tujuan diadakan observasi ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas kuliah Metode Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini
2. Untuk melihat sentra apa yang digunakan dalam
pengembangan kognitif
D.
Mamfaat
adapun mamfaat yang didapatkan setelah
melakukan observasi adalah sebagai berikut :
1. Memberikan bekal kepada mahasiswa observasi
agar memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, dan kompetensi sosial.
2. Dapat menambah wawasan dan pengalaman
mahasiswa observasi tentang model dan cara pembelajaran yang efektif dan
efisien.
E.
Metode Pendekatan.
Metode pendekatan yang digunakan dalam
observasi, yaitu metode-metode pendekatan wawancara, pengamatan secara langsung
Proses Belajar Mengajar (PBM) di dalam kelas, dan dokumen-dokumen untuk mengumpulkan
data-data yang berhubungan dengan laporan observasi.
F.
Pelaksanaan
Observasi ini dilaksanakan tanggal 29 Juni
2013 di PAUD Mekar Sari.
BAB II
LANDASAN
TEORI
A. Pengertian
Pembelajaran Menggunakan Sentra
Model pembelajaran sentra dan saat lingkaran
atau “Beyond Center and Circle Time” (Lebih Jauh Tentang Sentra dan
Saat Lingkaran) atau lebih dikenal dengan model pembelajaran sentra,
sentra belajar (learning center atau learning areas) merupakan
model pembelajaran yang berfokus pada anak. Pembelajarannya berpusat di
sentra main dan saat anak dalam lingkaran.Sentra main adalah zona atau area
main anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat main, berfungsi
sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan
anak dalam tiga jenis permainan, yakni main sensorimoto (fungsional main
peran dan main pembangunan.Sedangkan saat lingkaran adalah saat pendidik duduk
bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada
anak yang dilakukan dan sesudah main.
Pada pembelajarannya dengan
menggunakan 4 jenis pijakan (scaffolding) untuk mendukung perkembangan
anak, yaitu (1) pijakan lingkungan main; (2) pijakan sebelum main; (3) pijakan
selama main; dan (4)pijakan setelah main. Pijakan adalah dukungan yang
berubah-ubah, disesuaikan dengan perkembangan yang dicapai anak dan diberikan
sebagai pijakan untuk mencapai perkembangan yang lebih tinggi.
Pembelajaran sentra merupakan model
pembelajaran yang telah dikembangkan oleh Creative Center for Childhood
Research and Training (CCCRT) yang berkedudukan di Florida, Amerika Serikat,
selama 25 tahun dan telah terakreditasi oleh National Association Early
Young Childhood (NAEYC) sebagai model pembelajaran yang direkomendasikan
dapat diterapkan di Amerika Serikat. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini telah
menerjemahkan bahan-bahan pelatihan model pembelajaran sentra dan telah
memperoleh copyright dari CCCRT selama lima tahun (2004-2009). Model pembelajaran
sentra dan saat lingkaran merupakan pengembangan dari metode Montessory,
High Scope dan Reggio Emilio, yang memfokuskan kegiatan anak di
sentra-sentra atau area-area untuk mengoptimalkan seluruh
kecerdasan anak (sembilan kecerdasan jamak
b.
Prinsip Dasar Pembelajaran Sentra.
Filosofi dari program pembelajaran
sentra berasal dari berbagai ahli psikologi perkembangan yang telah mengamati
pertumbuhan dan perkembangan anak selama bertahun-tahun. Diantaranya adalah
teori dan model pembelajaran dari Helen Parkhust dengan sekolah Dalton, dimana
tidak digunakannya program klasikal, tetapi menggunakan sentra-sentra sebagai tempat
belajar.
Menurut Helen Parkhust yang lahir di
Amerika pada tahun 1807 M, kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan sifat
dan keadaan individu yang mempunyai tempat dan irama perkembangan berbeda satu
dengan yang lain. Kegiatan pembelajaran harus memberikan kemungkinan kepada
siswa untuk berinteraksi, bersosialisasi dan bekerja sama dengan siswa lain
dalam mengerjakan tugas tertentu secara mandiri. Pandangan Helen Parkhust ini,
tidak hanya mementingkan aspek individu, tetapi juga aspek sosial, sedangkan bentuk
pembelajarannya memadukan klasikal dan individual.
Adapun program pembelajaran yang
digunakan dalam model sentra ini, mengadopsi dan mengembangkan teori yang
dikemukakan oleh Jean Piaget, Lev Vigotsky, Anna Freud, dan Sarah Smilansky.
Para ahli psikolog tersebut percaya bahwa ada empat unsur atau konsep dasar
yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan pembelajaran untuk anak usia
dini, yaitu teori pengetahuan (theory of knowledge), teori perkembangan
(theory of development), teori belajar (theory of learning),
dan teori mengajar (theory of teaching).
Adapun teori-teori tersebut adalah :
a. Teori pengetahuan.
Piaget
mengatakan bahwa manusia itu mempunyai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap
individu dalam menjalani hidupnya. Pengetahuan ini sudah ada dalam diri manusia
dan tinggal mengkonstruk saja.
b. Teori Perkembangan (Theory of Development).
Manusia
memiliki pola perkembangan dan karakteristik dari bayi hingga dewasa. Para ahli
psikologi berpendapat bahwa manusia dalam perkembangannya memiliki
karakteristik tertentu.
c. Teori Belajar (Learning Theory).
Sesuai
dengan program pendidikan bagi anak usia dini yaitu penerapan pembelajaran yang
tepat dengan pendekatan bermain, bahwa dari teori pengembangan tersebut dapat
dilihat anak memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya
melalui kegiatan bermain sambil belajar (learning by playing). Pada
hakikatnya anak senang bermain, anak sangat menikmati permainan, tanpa
terkecuali. Melalui bermain, anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya
dan dapat menjadi lebih dewasa.
Hal terpenting yang harus diperhatikan
dalam bermain adalah :
1) Bermain harus muncul dalam diri anak.
2) Bermain
harus bebas dari aturan yang mengikat.
3) Bermain adalah aktivitas yang nyata dan
sesungguhnya.
4) Bermain harus difokuskan pada proses dari pada
hasil.
5) Bermain
harus didominasi oleh pemain.
6) Bermain harus melibatkan peran aktif dari
pemain.
Adapun jenis-jenis main yang dikembangkan
adalah :
1) Sensorimotor atau main fungsional.
Kebutuhan sensorimotor anak didukung
ketika mereka diberi kesempatan untuk bergerak secara bebas, bermain di halaman
atau di lantai atau di meja dan di kursi. Kebutuhan bermain sensorimotoranak
didukung bila lingkungan baik di dalam maupun di luar ruangan menyediakan
kesempatan untuk berhubungan dengan banyak tekstur dan barbagai jenis bahan
bermain yang berbeda yang mendukung setiap kebutuhan perkembangan anak.
2) Main peran (mikro dan makro).
Main peran juga disebut main simbolik,
pura-pura, make believe, fantasi, imajinasi, atau main drama sangat
penting untuk perkembangan kognisi, sosial dan emosi anak pada usia tiga
sampai enam tahun (Vigotsky, 1967, Erikson, 1962). Fungsi main peran menunjukkan
kemampuan berpikir anak yang lebih tinggi. Sebab anak mampu menahan
pengalaman yang didapatnya melalui panca indra dan menampilkannya
kembali dalam bentuk perilaku berpurapura. Main peran membolehkan anak
memproyeksikan diri ke masa depan, menciptakan kembali ke masa lalu dan
mengembangkan ketrampilan khayalan.
3) Main Pembangunan.
Main pembangunan juga dibahas dalam
kerja Piaget (1962) dan Smilansky (1968). Piaget menjelaskan bahwa kesempatan
main pembangunan membantu anak untuk mengembangkan keterampilannya yang akan
mendukung keberhasilan sekolahnya di kemudian hari.
Main pembangunan bertujuan merangsang kemampuan anak mewujudkan pikiran, ide,
dan gagasannya menjadi karya nyata. Selain
itu, anak menghadirkan dunia mereka melalui main pembangunan, mereka berada di posisi tengah antara main dan kecerdasan menampilkan kembali. Ketika anak bermain pembangunan,
anak terbantu mengembangkan keterampilam koordinasi
motorik halus juga berkembangnya kognisi ke
arah berpikir operasional, dan membangun
keberhasilan sekolah di kemudian hari, contoh bahan main berupa bahan pembagunan yang terstruktur, seperti
balok unit,balok berongga, balok berwarna, logo, puzzle, cat, pulpen hingga
pensil.
d. Teori Pembelajaran (Theory of
Instruction).
Pembelajaran pada anak
usia dini selalu menggunakan pendekatan bermain anak. Program ini memberikan
kesempatan pada anak untuk bermain dan mengeksplorasi permainannya
seluas-luasnya sesuai dengan tahapan perkembangan yang dimiliki oleh individu
masing-masing anak. Pada model pembelajaran sentra, seorang guru lebih sebagai
pengkonstruksi pemikiran anak dan pengobserver perkembangan anak serta sebagai
model bagi anak. Agar tercapai
pelaksanaan pembelajaran, tentu saja yang harus diperhatikan adalah
karakteristik perkembangan anak, karena dalam pembelajaran model sentra ini,
yang diharapkan adalah tercapainya perkembangan psikologis anak sesuai dengan
usia biologisnya secara natural sesuai dengan irama perkembangan masing-masing
anak.
B.
Tujuan Pembelajaran Sentra
tujuan dari pada pembelajaran sentra dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a) Meningkatkan pelayanan pengalaman belajar
kepada anak secara lebih mendalam dengan memberikan kebebasan bereksplorasi
dalam setiap sentranya.
b) Dengan adanya sentra melatih anak-anak untuk
lebih mandiri karena tidak bergantung pada guru kelasnya saja, tetapi akan
lebih diarahkan untuk melakukan kegiatan dengan guru-guru yang lain terutama
yang menjadi guru sentra.
c) Dengan
adanya guru sentra, maka guru sentra akan lebih fokus dalam mengembangkan
sentra yang menjadi tanggung jawabnya dengan menuangkan segala pengembangan ide
kreatifnya.
d) Proses pembelajaran diharapkan berlangsung
alamiah dalam bentuk kegiatan anak bekerja mengalami, bukan transfer
pengetahuan dari guru ke anak.
e) Dalam
konteks itu, anak mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa
mereka, dan bagaimana pencapaiannya, mereka sadar bahwa apa yang mereka
pelajari akan berguna bagi hidupnya nanti.
f) Anak dapat memposisikan sebagai diri sendiri
yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti, dalam hal ini guru sentra
bertugas sebagai pengarah dan pembimbing atau inspirator.
C. Karakteristik Model Pembelajaran Sentra
Model pembelajaran sentra merupakan
model pembelajaran yang mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh
pembelajaran lainnya. Adapun karakteristiknya dapat dilihat dari beberapa
aspek, sebagai berikut:
a) Ruangan Kelas
Ruangan kelas dapat dimodifikasi
menjadi kelas-kelas kecil, yang disebut ruangan vak atau sentra-sentra. Setiap
ruangan vak atau sentra terdiri atas satu bidang pengembangan. Ada sentra
bahasa, sentra daya pikir, sentra daya cipta, sentra agama (imtaq), sentra
seni, sentra
kemampuan motorik. Dengan menggunakan kegiatan
main yang mencakup tiga jenis main (sensorimotor, peran dan pembangunan). Rasio
cukup, ukuran kelompok ideal (maksimal 10 anak), ruang cukup luas (5-7 meter
persegi per anak).
b) Guru
Setiap guru harus mencintai dan
menguasai bidang pengembangan masing-masing. Guru harus memberi penjelasan
secara umum kepada anak-anak yang mengunjungi sentranya sesuai dengan tema yang
dipelajari, memberi pengarahan, mengawasi dan memperhatikan anak-anakketika menggunakan
alat-alat sesuai dengan materi yang dipelajarinya, selanjutnya menanyakan
kesulitan yang dialami oleh murid-murid dalam mengerjakan materi tersebut.
Selain itu, guru sentra harus menguasai perkembangan setiap anak dalam
mengerjakan berbagai tugas sehingga dapat mengikuti tempo dan irama
perkembangan setiap anak dalam menguasai bahan-bahan pengajaran atau tugas
perkembangannya. Dalam pembelajaran sentra ini, satu guru sentra hanya
bertanggung jawab pada 7 sampai 12 anak saja dengan moving class setiap
hari dari satu sentra ke sentra lain.
c) Bermain
Menjadikan kegiatan “bermain” sebagai
kegiatan inti, anak belajar melalui permainan mereka.
d) Pijakan
Ada pijakan-pijakan yang mengantarkan
anak maju atau naik sendiri ke tahap perkembangan berikutnya. Ada ”circle
times” (saat lingkaran)
e) Intensitas dan densitas
Intensitas adalah sejumlah waktu yang
dibutuhkan anak untuk pengalaman tiga jenis main sepanjang hari dan sepanjang
tahun. Sedangkan densitas adalah berbagai macam cara setiap jenis main yang
disediakan untuk mendukung pengalaman anak.
f) Bahan dan Tugas
Bahan pengajaran setiap sentra terdiri
dari bahan minimal dan bahan tambahan. Bahan minimal yaitu bahan pengajaran
yang berisi uraian perkembangan kemampuan minimal yang harus dikuasai setiap
anak sesuai tingkat usianya. Bahan ini harus dikuasai anak dan merupakan target
kemampuan minimal dalam mempelajari setiap sentra tertentu.
g) Anak dan Tugasnya
Setiap anak akan mendapat tugas dan
penjelasan secara klasikal. Masing-masing anak dapat memilih sentra yang akan
diikutinya. Ia bebas menentukan waktu dan alat-alat untuk menyelesaikan
tugasnya. Setiap anak tidak boleh mengerjakan tugas lain sebelum tugas yang dikerjakannya
selesai. Untuk mengembangkan sosiobilitas, anak boleh mengerjakan tugas
tertentu bersama-sama. Dengan cara ini, anak akan mempunyai kesempatan
bersosialisasi, bekerja sama, tolong menolong satu dengan lainnya.
h) Evaluasi
Kemajuan Perkembangan Anak Pencatatan
kegiatan belajar anak dilakukan setiap pertemuan dengan cara mencatat
perkembangan kemampuan anak dalam hal motorik kasar, halus, berbahasa, sosial
dan aspek-aspek lainnya. Pencatatan kegiatan main anak dilakukan oleh guru
(pendidik). Selain mencatat kemajuan belajar anak, guru juga dapat menggunakan lembaran
check list perkembangan anak, dilihat dari hasil kerja anak-anak, karena
itu, semua hasil karya anak dijadikan sebagai bahan evaluasi dan laporan
perkembangan belajar anak kepada orang tua masing-masing
BAB III
ANALISIS
DATA
A.
Profil Lembaga
1. Nama sekolah : Scool Early Chilhood
Education (Paud) Mekar Sari.
2. Alamat : Jln. Parkit Ujung No.1
3. Kode Pos : 25132
4. Kelurahan : Padang Utara
5. Kota : Padang
6. Kegiatan belajar mengajar : Pagi
7. Lokasi sekolah :
RT/04 RW/08 Parkit
8. Sekolah berdiri : 16 juni 2009
9. Status sekolah :
Diakui
10. Sk /operasional :
No.05/ATB-55/SK-VIII/2009/421.5/0738/PLS/2011
11. Nama Penyelenggara : PKK Kelurahan Air Tawar Barat
·
Jalan : Kaswari No 1
·
Kelurahan : Air Tawar Barat
·
Kecamatan : Padang Utara
·
Provinsi : Sumatra Barat
·
Akte Notaris/Pendirian : 35/PAUD-MKS/V/2012
B.
Hasil Analisis.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
oleh penulis maka diperoleh hasil penelitian sentra yang digunakan dalam pengembangan kognitif
anak di PAUD Mekar Sari sebagai berikut:
1. Sentra Imtaq (Keimanan dan Ketaqwaan)
Pada sentra ini berisi berbagai kegiatan untuk
menanamkan nilai-nilai
agama, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sentra ini
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan beragama pada anak sejak dini
dan membentuk pribadi yang cerdas berperilaku sesuai dengan norma-norma agama. Kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang sederhana dan menyenangkan bagi anak mengingat bahwa pengenalan dan pemahaman terhadap agama merupakan suatu konsep yang abstrak, perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkret bagi anak. Bahan-bahan yang disiapkan adalah berbagai bangunan ibadah berbentuk mini, alat-alat beribadah dan kitab berbagai agama, buku-buku cerita, gambar-gambar dan alat permainanlain yang bernuansa agama. Dalam sentra ini anak melakukan kegiatan bermain untuk mengenal
agama Islam seperti; rukun Islam (syahadat, shalat, puasa, zakat, haji), rukun iman/akidah (iman kepada Allah, malaikat, nabi dan rasul, kitab Allah, hari akhir), al-Qur’an (mengaji) dan akhlak (mengucapkan kalimat thayyibah, akhlakul karimah, salam, dan lain-lain).
agama, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sentra ini
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan beragama pada anak sejak dini
dan membentuk pribadi yang cerdas berperilaku sesuai dengan norma-norma agama. Kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang sederhana dan menyenangkan bagi anak mengingat bahwa pengenalan dan pemahaman terhadap agama merupakan suatu konsep yang abstrak, perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkret bagi anak. Bahan-bahan yang disiapkan adalah berbagai bangunan ibadah berbentuk mini, alat-alat beribadah dan kitab berbagai agama, buku-buku cerita, gambar-gambar dan alat permainanlain yang bernuansa agama. Dalam sentra ini anak melakukan kegiatan bermain untuk mengenal
agama Islam seperti; rukun Islam (syahadat, shalat, puasa, zakat, haji), rukun iman/akidah (iman kepada Allah, malaikat, nabi dan rasul, kitab Allah, hari akhir), al-Qur’an (mengaji) dan akhlak (mengucapkan kalimat thayyibah, akhlakul karimah, salam, dan lain-lain).
Dalam sentra ini aspek kognitif juga bisa
dikembangkan minsalnya :
·
Anak disuruh
untuk membaca gambar yang memiliki kata /kalimat sederhana. Minsalnya anak
membaca gambar alquran, dengan gambar yang ada anak bisa mengetahui kitab agama
islam sekaligus anak bisa membaca gambar tersebut. Sehingga konsep agama
berkembang dan kognitif juga berkembang.
2. Sentra Bermain Peran
Sentra ini
terdiri dari main peran makro dan mikro. Main peran makro adalah bermain yang
sifatnya kerja sama lebih dari 2 orang bahkan lebih khususnya untuk anak usia
taman kanak-kanak, main mikro adalah awal bermain kerja sama dilakukan hanya 2
orang saja bahkan sendiri. Bermain peran dapat mengembangkan potensi kecerdasan
emosi dan psikososial serta bahasa dan juga kognitif anak.
Sentra bermain peran
bisa mengembangkan kognitif anak itu bisa kita lihat dari beberapa hal :
·
Bermain masak-masakan,
nanti ada yang jadi ibu, ayah, anak. Ibu menyiapkan makanan buat keluarganya,
nanti yang jadi ibu akan menyediakan peralatan makan. Minsalnya garpu dengan
sendok. Berarti secara tidak sengaja hal itu akan mengemangkan kognitif anak, karena
anak sudak bisa memasang benda sesuai fungsinya.
·
Bermain peran menjadi
penjual dan pembeli. Nanti ada yang menjadi penjual dan ada juga yang menjadi
pembeli. Dalam berperan menjadi pembeli dan penjual nanti, konsep angka akan
berkembang disini minsalnya ada anak yang ingin membeli kue 3, terus penjual
akan mengambil jumlah kue yang diminta pembeli. Dengan demikian kognitif anak
telah berkembang dalam bermain peran menjadi penjual dan pembeli.
3. Sentra Balok
Sentra ini
khusus dirancang untuk bermain balok, diutamakan untuk anak usia 3 – 6 tahun.
Bermain balok membantu mengembangkan potensi kecerdasan logika matematika dan
sains, juga dapat memecahkan masalahnya serta kestabilan perkembangan emosinya.
Disentra balok dapat mengembangkan kognitif anak hal itu bisa kita lihat dari
beberapa hal yang dilakukan anak :
·
Anak bisa mengurutkan
bebtuk-bentuk geometri dari besar-kecil dan sebaliknya.
·
Anak mengurutkan
bentuk balok berdasarkan warna.
·
Anak membilang jumlah
balok yang diberikan guru.
·
Anak menyusun balok berdasarkan
urutan bilangan.
·
Anak memasang bentuk
geometri dengan benda 3 dimensi bentuknya sama minsalnya lingkaran-bola,
segiempat-kotak.
·
Anak mampu
menggelompokkan benda berdasarkan warna, bentuk, ukuran.
4. Sentra Persiapan
Persiapan
kepada anak untuk menstimulasi motorik halus : mengurutkan, mengklasifikasi,
menyusun pola, menyediakan tahap awal, menulis, membaca dan perlengkapan lain
yang dirancang khusus untuk memperkuat keterampilan dan pengetahuan.
5. Sentra Musik
Sentra ini
menekankan pada pelatihan kepekaan anak dengan bunyi-bunyian melalui iringan,
tangga nada dengan media alat musik elektronik maupun tradisional yang
dimaksudkan untuk menyeimbangkan otak kanan & kiri sehingga muncul asa,
etika, dan estetika.
Kita dapat melihat
kognitif anak berkembang dari beberapa hal di sentra musik :
·
Anak mampu
mengekspresikan gerakan sesuai dengan syair lagu.
·
Anak mengekspresikan
gerakan dengan iringan musik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi mengapa sentra itu
bagus dan penting? karena metode pembelajaran anak usia dini dengan sentra ini
dikembangkan berdasarkan penelitian dan didukung teori yang sesuai dengan
pendidikan dan perkembangan anak.
Disentra anak dapat:
- Mengembangkan rasa percaya diri dan melatih kemampuan dalam mengatasi permasalahannya
- Mencoba, bereksplorasi, mengembangkan gagasan, dan menata ulang apa yang seharusnya terjadi menurut pemahamannya.
- Mengembangkan rasa tanggungjawab terhadap alat dan bahan main yang digunakan
- Membangun kemampuan bekerjasama, interaksi sosial yang lebih intensif dibanding dalam kelompok besar.
B.
saran
diharapkan melalui pembelajaran sentra guru
dapat memperhatikan aspek-aspek perkembangan anak dengan baik disetiap bidang
pegembangan.
LAMPIRAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
- Pitri Anggelina
Diberdayakan oleh Blogger.
Translate
Blogroll
About
Entri Populer
-
UJIAN AKHIR SEMESTER “LAPORAN STIMUlASI PENGEMBANGAN BAHASA ” Oleh : Pitri Anggelina 1105814 RM 2011 Dosen pembimbing ...
-
PENGELOLAAN SUMBER BELAJAR DAN PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN A. Pengertian Sumber Belajar Istilah sumber belajar dalam bidang pend...
-
MAKALAH PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR UNTUK ANAK USIA DINI “Teknik Menggunakan Lingkungan sebagai Sumber Belajar” Dosen Pembimbing...
-
LAPORAN HASIL OBSERVASI “APLIKASI PENGEMBANGAN KOGNITIF PADA TIAP-TIAP SENTRA” Disusun oleh : Pitri Anggelina 1105814 ...
-
RESUME “MAKANAN JAJANAN” Oleh : Pitri Anggelina 1105814 RM 2011 Dosen pembimbing : Dra.Rivda Yetti.MPd Pendidik...
-
SOSIOLOGI PENDIDIKAN “STRUKTUR SOSIAL” Disusun Oleh Kelompok 4: Pitri Anggelina/1105814 Risya Fimala/110572 Irma Yanti/1105...
-
METODOLOGI PERENCANAAN, PENGGUNAAN, PENETAPAN DAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR Metodologi berasal dari bahasa Yuna...
-
Makalah Gizi dan kesehatan anak “Indoor Safety” Kelompok 3: Pitri Anggelina Putri Yanti Sugianti ...
-
RESUME “MAKANAN JAJANAN” Oleh : Pitri Anggelina 1105814 RM 2011 Dosen pembimbing : Dra.Rivda Yetti.MPd Pendidi...
0 komentar:
Posting Komentar