Kamis, 21 November 2013
05.32 |
Diposting oleh
Pitri Anggelina |
Edit Entri
Pemilihan dan Penetapan Alat Permianan Sebagai
Sumber Belajar Dalam Pengembangan Sosial, Emosi, Motorik Kasar, Motorik Halus,
dan Bahasa
A. Syarat
pemilihan dan penetapan alat permainan sebagai sumber belajar
Dalam pemilihan dan penetapan
alat permainan sebagai sumber belajar perlu memperhatikan hal-hal beikut ini :
1.
Tujuan
pembelajaran
Alat
permainan yang hendak dipilih dan ditetapkan harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai, agar alat permainan yang dipilh dan
ditetapkan dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
2.
Pemahaman
tentang perkembangan anak
Alat
permainan yang hendak dipilih dan ditetapkan harus sesuai dengan perkembangan
anak, agar alat permainan dapat sesuai dengan kerakteristik anak.
3.
Tingkat
kesulitan alat permainan
Anak
sebenarnya mampu menentukan alat permainan manakah yang mudah, sedang maupun
tinggi tingkat kesulitannya dan yang mereka senangi. Karena itu alat permainan
yang ditetapkan perlu kesinambungan dan terlihat tingkat kesulitannya.
4.
Tingkat
perkembangan
Alat
permainan yang akan ditetapkan hendaknya sesuai dengan tingkat perkembangan
anak, agar anak mampu menggunakannya.
Pendidik harus memiliki
pengetahuan untuk memilih APE yang tepat buat anak sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan anak, karena itu pendidik
harus mengetahui kriteria memilih APE, antara lain :
1. Mengandung unsur pendidikan
2. Tidak berbahaya bagi anak
3. Dasar pemilihan APE adalah minat
dan kebutuhan anak terhadap mainan tersebut
4. Beraneka ragam macamnya, sehingga
anak dapat bereksplorasi dengan berbagai macam alat permainan
5. Tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sulit bagi anak, disesuaikan dengan rentang usia anak
6. Pemilihan alat diutamakan pada
pertumbuhan fisik dan tingkat perkembangan anak secara individu bukan
berdasarkan usia, perkembangan biologis dan fisik anak yang umurnya sama dapat
berbeda
7. APE buatan sendiri diupayakan
yang dapat bertahan lama, mudah dibuat, bahannya mudah diperoleh, dan mudah
digunakan oleh anak
B. Pemilihan
dan penetapan alat permainan untuk pengembangan emosi, sosial, motorik kasar,
motorik halus dan bahasa
1.
Perkembangan Emosi dan Sosial
Anak.
Perkembangan emosi erat
hubungannya dengan perkembangan sosial, meskipun masing masing memiliki
kekhususannya. Unsur unsur yang terkait di dalam emosi adalah perhatian atau
pujian. Penguasaan pada anak banyak tergantung pada faktor faktor kematangan
anak itu sendir. Sedangkan aspek sosial adalah interaksi yang lancar antar guru
dan anak. Sebagai media yang dapat digunakan untuk menjalin hubungan yang erat
antara guru / pendidik dan anak,
diperlukan beberapa permainan atau alat bermain yang di butuhkan pada saat awal
tahun ajaran, seperti :
Ø Puzzle yang terdiri dari satu potong
gambar. Kemudian bertahap ke puzzle yang memiliki lebih dari satu potong
gambar.
Ø Alat meronce yang berbentuk manik
manik besar dengan tali dan lubang yang cukup besar
Ø Buku perpustakaan yang terdiri
atas buku dengan gambar yang besar dan huruf dalam jumlah sedikit.
Ø Lilin untuk membentuk , dari
bentuk yang mudah hingga bentuk yang sulit
Ø Alat untuk menggambar semua yang
akan di ekspresikan oleh anak
Ø Pasir, rumah rumah dan alat masak
masak untuk bermain.
Faktor emosi dan
sosial merupakan perkembangan kepribadian dan pembiasaan ( suatu perilaku yang
sering berulang sehingga mencipatakan suatu kebiasaan ) yang dapat membentuk:
·
Kebiasaan
menghargai orang lain
·
Kemampuan
mengambil atau memilih tugas
·
Rasa
tanggung jawab
·
Kemampuan
mengendalikan diri
·
Kemampuan
bekerja sama
·
Kemampuan
mendengarkan orang lain
·
Kemampuan
mengungkapkan diri
Alat alat permainan yang
diperlukan dalam proses pengembangan diri dapat dipilih sesuai kebutuhan
individual, kelompok kecil maupun besar. Jumlah alat tidak perlu sebanyak anak
didalam kelas, tetapi cukup digunakan secara bergantian. Alat permainan untuk
perkembangan emosi sosial adalah :
·
Balok
bangunan. Berbagai macam balok seperti balok besar, kecil, polos, warna, bentuk
geometri, kuus kubus dan prisma.
·
Berbagai
macam mozaik
·
Puzzle
lantai yang dapat dimainkan bersama.
·
Papan
permainan
·
Sudut
keluarga, toko tokoan, permainan rumag sakit, polisi, kantor pos.
·
Alat
permaianan Mentessory
·
Alat
permainan Peabody
·
Alat
permainan Frobel
2.
Perkembangan Motorik Halus
Motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas
otot-otot kecil atau halus; gerakan ini lebih
menuntut koordinasi mata dan tangan dan kemampuan
pengendalian yang baik, yang memungkinkannya untuk melakukan ketepatan dan kecermatan
dalam gerakan-gerakannya. yang termasuk gerakan motorik
halus ini antara lain adalah kegiatan mencoret, melempar, menangkap bola,
meronce manik-manik, menggambar, menulis, menjahit dan
lain-lain. Keterampilan ini berkembang lebih lambat
dibandingkan dengan keterampilan motorik
kasar karena memang tuntutannya lebih tinggi.
Keterampilan motorik halus (fine
motor skills) adalah aktivitas-aktivitas yang memerlukan pemakaian otot-otot
kecil pada tangan. Aktivitas ini termasuk memegang benda kecil seperti
manik-manik, butiran kalung, memegang sendok, memegang pencil dengan benar,
menggunting, melipat kertas, mengikat tali sepatu, mengancing, dan menarik
ritsleting. Aktivitas tersebut terlihat mudah namun memerlukan latihan dan
bimbingan agar anak dapat melakukannya secara baik dan benar. Meningkatkan
keterampilan motori halus dapat di latih dengan berbagai kegiatan yang positif
seperti menggambar dan mewarnai merupakan salah satu cara meningkatkan
keterampilan motorik halus anak. Beberapa keterampilan tangan yang penting bagi
anak untuk dikembangkan adalah :
- Mampu melengkungkan telapak tangan membentuk cekungan (palmar arching)
- Menggunakan jari telunjuk dan jempol untuk memegang suatu benda, sambil menggunakan jari tengah dan jari manis untuk kesetabilan tangan mereka (hand side separation).
- Membuat bentuk lengkung dengan jempol dan telunjuk (open web space)
Menurut profesor Janet
W. Lerner seorang guru besar pada universitas Northeastern Illinois dalam
bidang ilmu kemampuan dan ketidakmampuan belajar, motorik halus adalah
keterampilan menggunakan media dengan koordinasi antara mata dan tangan.
Sehingga gerakan tangan perli dikembangkan dengan baik agar keterampilan dasar
yang meliputi membuat garis horizontal ( -----), garis vertikal (||| ), garis miring kiri ( \\\\ ) atau kanan
(///), lengkung ( )( ) atau lingkaran (oo) dapat terus ditingkatkan.
Dengan meniliki keterampilan
gerakan dasar maka anak akan mulai bereksplorasi membentuk huruf huruf. Alat
yang di gunakan sebagai penunjaang keterampilan dasar tersebut sebaiknya bervariasi seperti :
§ Lilin
§ Bikar untuk membuat kue, adonan
terigu dan garam
§ Papan tulis, kertas, tanah, alat
tulis, ranting kayu, pensil gambar, dan spidol
§ Jari jemari
§ Lego, lasy
§ Alat pasang memasang
§ Alat montessori
§ Lembaran kertas
§ Gunting untuk memotong kertas
§ Bentuk geometri untuk menjiplak
§ Biji bekel atau bermain biji
tanjung , bermanin dengan kerikil atau bila didaerah jawa tengah di kenal
dengan gatheng
3.
Perkembangan Motorik Kasar
Motorik kasar adalah gerakan
tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota
tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan
duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya. Tugas perkembangan
jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti berlari, berjinjit, melompat,
bergantung, melempar dan menangkap,serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini
diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar.
Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau
kematangan fisik anak. Teori menjelaskan secara detail tentang sistematika
motorik anak adalah dynamic system theory yang dikembangkan oleh Tellen dan
whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan
motorik anak harus mempresepsikan sesuatu dilingkungannya yang memotivasi
mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan presepsi mereka tersebut untuk
bergerak.
Kemampuan motorik
mempresentasikan keinginan anak. Misalnya ketika anak melihat mainan dengan
beraneka ragam, anak memprsepsikan dalam otaknya bahwa dia ingin memainkannya.
Presepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, mereka dapat
menciptakan kemampuan motorik yang baru. Kemampuan baru tersebut merupakan
hasil dari banyak factor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik
yang memungkinkannya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan
kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system syarafnya
sudah matang, proporsi kakinya cukup kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri
ingin berjalan untuk mengambil mainannya.
Pengembangan
motorik kasar dapat dilaksanakan dengan :
Ø Dilaksanakan secara bertahap dan
berulang-ulang sesuai dengan kemampuan anak
Ø Dikaitkan dengan tema yang sesuai
dengan lingkungan anak dan kegiatan lain yang menunjang kemampuan yang hendak dikembangkan
Ø Permainan-permainan dan latihan
yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan taraf pertumbuhan dan perkembangan
anak didik
Ø Situasi harus menarik dan
menyenangkan anak
Ø Memberikan kebebasan kepada anak
untuk melakukan kegiatan dan menghindari kepemimpinan otoriter
Ø Memberi pengawasan dan bimbingan
terhadap anak yang melakukan kegiatan
Ø Melaksanakan kegiatan dengan
bervariasi dan terpadu
Banyak kegiatan dan alat
permainan untuk mengembangkan keterampilan dengan menggunakan otot besar.
Kegiatan untuk menggunakan gerakan gerakan bagian tubuh dengan tangkas dan
tegas. Alat permainan yang digunakan misalnya :
·
Kantong
biji untuk di lempar, ditangkap, dan diletakkan dikepala sambil berjalan.
·
Simpai
untuk kegiatan melompat
·
Titian
untuk meniti sambil melihat lurus kedepan
·
Bola
besar dan kecil untuk latihan melempar dan menangkap
4.
Perkembangan Bahasa
Perkembangan
bahasa pada anak dapat dimulai dari masih dalam kandungan. Anak adalah
pebelajar yang konstruktif. Anak mempelajari bahasa dan konsep –konsep penting
tanpa melalui pengajaran yang terencana secara khusus. Mereka hanya belajar
ditengah-tengah orang yang menggunakan bahasa dan dengan memiliki akses yang
tersedia terhadap lingkungan yang aman, menarik dan mengundang eksplorasi
indera pendengaran dan indera penglihatan yang dapat membantu anak
mengorganisasikan informasi dari lingkungannya.
Setiap anak
memiliki perkembangan bahasa lisan yang berbeda-beda karena muatan informasi
yang dapat dikumpulkan anak tidak hanya tergantung pada banyaknya dan jenis
penglihatan dan pendengaran yang mereka miliki. Namun juga pada cara mereka
belajar menggunakan penglihatan dan pendengaran itu. Masing-masing anak belajar
memanfaatkan informasi sensorik yang tersedia dengan caranya sendiri. Beberapa
anak berinteraksi dengan dunianya terutama dengan sentuhannya; sementara yang
lain mungkin lebih bergantung pada penglihatan dan pendengarannya. Bagi
kebanyakan anak, kombinasi dari kesemuanya itu akan paling bermanfaat. Bagi
anak lainnya, menggunakan pendengaran, penglihatan, dan sentuhan pada saat yang
bersamaan terasa membingungkan dan, dalam situasi yang berbeda, mereka mungkin
memilih untuk menggantungkan terutama pada satu indera.
Menurut
Vygostky menjelaskan ada 3 tahap perkembangan bicara pada anak yang berhubungan
erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu :
a)
Tahap
eksternal, Yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana sumber
berpikir berasal dari luar diri anak yang memberikan pengarahan, informasi dan
melakukan suatu tanggung jawab dengan anak.
b)
Tahap
egosentris, Yaitu dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya dan dari
pola bicara orang dewasa.
c)
Tahap
Internal, Yaitu dimana dalam proses berpikir anak telah memiliki suatu
penghayatan kemampuan berbicara sepenuhnya.
Lerner (1982) menyatakan bahwa
dasar utama perkembangan bahasa adalah melalui pengalaman pengalaman berkomunikasi yang kaya.
Pengalaman pengalaman yang kaya itu akan menunjang faktor faktor bahasa yang
lain yaitu :
-
Mendengarkan
-
Berbicara
-
Membaca
-
Menulis
Mendengar dan membaca termasuk keterampilan berbahasa yang menerima
atau reseptif sedangkan berbicara dan
menulis merupakan keterampilan ekspresif.
Lerner juga menyatakan bahwa
perkembangan masing masing faktor secara bertahap dan pentingnya memantau
persepsi, ingatan , penglihatan, dan pendengaran anak agar dapat mendeteksi
kelemahan kelemahan anak secara dini. Proses anak memahami, menghubungkan dan
mengutarakan pengetahuannya dalam bentuk bahasa yang ekspresif, semuanya
menentukan perkembangan bahasanya. Pendapat mengatakan bahwa kecepatan
peningkatan kemampuan berbahasa anak di berikan secara terpadu dan utuh. Dengan
kebiasaan kebiasaan dan pelatihan mendengarkan yang bervariasi, anak akan
memiliki keterampilan dan etika mendengarkan orang lain dengan baik. Bila guru
selalu memusatkan perhatian pada kegiatan mendengarkan dan berbicara, anak di
harapkan terampil mengemukakan pendapat dengan kemadirian dan tanpa
pertolongan. Hal ini akan membuat anak meningkatkan motivasi , minat, percaya
diri dan membantu pembentukan kepribadian anak itu sendiri.
Keterampilan dan kemampuan secara
mental yang ekspresif disertai dengan
keterampilan mengkoordinasikan motorik halus tangan dan mata membuahkan coretan
coretan yang meraka artikan “Saya Menulis”. Dan ini merupakan penulisan pertama
seorang anak. Untuk memperoleh hasil yang maksimal semua kegiatan dan
lingkungan pembelajaran dipersiapkan dengan cermat.
Alat permainan yang dapat
membantu anak mendeskripsikan fungsi, bentuk , dan warnanya dapat diuraikan
sebagai berikut :
Ø Benda dan gambar untuk alat
instruksi guru
Ø Alat permainan gambar lotto,
gambar berurutan
Ø Alat permainan Peabody
Ø Alat permainan Mentessory
Ø Alat permainan Frobel
Ø Alat tulis dan menggambar, media
kreativitas
Ø Kumpulan buku cerita dan buku
referensi untuk dibacakan kepada anak maupun untuk dipinjam
Ø Kumpulan cerpen untuk latihan
mengingat dan diceritakan kembali oleh anak
Ø Kumpulan daftar kalimat pendek
yang belum selesai dan dapat dilanjutkan oleh anak secara kreatif
Ø Kumpulan gambar profesi yang
dapat diperkenalkan anak atau yang sudah mereka ketahui
Ø Kumpulan gambar, poster untuk
berbagai macam tema sebagai konsep dasar yang perlu diketahui anak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
- Pitri Anggelina
Diberdayakan oleh Blogger.
Translate
Blogroll
About
Entri Populer
-
UJIAN AKHIR SEMESTER “LAPORAN STIMUlASI PENGEMBANGAN BAHASA ” Oleh : Pitri Anggelina 1105814 RM 2011 Dosen pembimbing ...
-
PENGELOLAAN SUMBER BELAJAR DAN PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN A. Pengertian Sumber Belajar Istilah sumber belajar dalam bidang pend...
-
MAKALAH PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR UNTUK ANAK USIA DINI “Teknik Menggunakan Lingkungan sebagai Sumber Belajar” Dosen Pembimbing...
-
LAPORAN HASIL OBSERVASI “APLIKASI PENGEMBANGAN KOGNITIF PADA TIAP-TIAP SENTRA” Disusun oleh : Pitri Anggelina 1105814 ...
-
RESUME “MAKANAN JAJANAN” Oleh : Pitri Anggelina 1105814 RM 2011 Dosen pembimbing : Dra.Rivda Yetti.MPd Pendidik...
-
SOSIOLOGI PENDIDIKAN “STRUKTUR SOSIAL” Disusun Oleh Kelompok 4: Pitri Anggelina/1105814 Risya Fimala/110572 Irma Yanti/1105...
-
METODOLOGI PERENCANAAN, PENGGUNAAN, PENETAPAN DAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR Metodologi berasal dari bahasa Yuna...
-
Makalah Gizi dan kesehatan anak “Indoor Safety” Kelompok 3: Pitri Anggelina Putri Yanti Sugianti ...
-
RESUME “MAKANAN JAJANAN” Oleh : Pitri Anggelina 1105814 RM 2011 Dosen pembimbing : Dra.Rivda Yetti.MPd Pendidi...
1 komentar:
media apakah yang dapat mengembangkan sosial emosi anak?
Posting Komentar