Kamis, 21 November 2013

Pemilihan dan Penetapan Alat Permianan Sebagai Sumber Belajar Dalam Pengembangan Sosial, Emosi, Motorik Kasar, Motorik Halus, dan Bahasa

A.  Syarat pemilihan dan penetapan alat permainan sebagai sumber belajar
Dalam pemilihan dan penetapan alat permainan sebagai sumber belajar perlu memperhatikan hal-hal beikut ini :
1.      Tujuan pembelajaran
Alat permainan yang hendak dipilih dan ditetapkan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, agar alat permainan yang dipilh dan ditetapkan dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
2.      Pemahaman tentang perkembangan anak
Alat permainan yang hendak dipilih dan ditetapkan harus sesuai dengan perkembangan anak, agar alat permainan dapat sesuai dengan kerakteristik anak.
3.      Tingkat kesulitan alat permainan
Anak sebenarnya mampu menentukan alat permainan manakah yang mudah, sedang maupun tinggi tingkat kesulitannya dan yang mereka senangi. Karena itu alat permainan yang ditetapkan perlu kesinambungan dan terlihat tingkat kesulitannya.
4.      Tingkat perkembangan
Alat permainan yang akan ditetapkan hendaknya sesuai dengan tingkat perkembangan anak, agar anak mampu menggunakannya.
Pendidik harus memiliki pengetahuan untuk memilih APE yang tepat buat anak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak,  karena itu pendidik harus mengetahui kriteria memilih APE, antara lain :
1.      Mengandung unsur pendidikan
2.      Tidak berbahaya bagi anak
3.      Dasar pemilihan APE adalah minat dan kebutuhan anak terhadap mainan tersebut
4.      Beraneka ragam macamnya, sehingga anak dapat bereksplorasi dengan berbagai macam alat permainan
5.      Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit bagi anak, disesuaikan dengan rentang usia anak
6.      Pemilihan alat diutamakan pada pertumbuhan fisik dan tingkat perkembangan anak secara individu bukan berdasarkan usia, perkembangan biologis dan fisik anak yang umurnya sama dapat berbeda
7.      APE buatan sendiri diupayakan yang dapat bertahan lama, mudah dibuat, bahannya mudah diperoleh, dan mudah digunakan oleh anak
B.       Pemilihan dan penetapan alat permainan untuk pengembangan emosi, sosial, motorik kasar, motorik halus dan bahasa
1.      Perkembangan Emosi dan Sosial Anak.
Perkembangan emosi erat hubungannya dengan perkembangan sosial, meskipun masing masing memiliki kekhususannya. Unsur unsur yang terkait di dalam emosi adalah perhatian atau pujian. Penguasaan pada anak banyak tergantung pada faktor faktor kematangan anak itu sendir. Sedangkan aspek sosial adalah interaksi yang lancar antar guru dan anak. Sebagai media yang dapat digunakan untuk menjalin hubungan yang erat antara guru / pendidik  dan anak, diperlukan beberapa permainan atau alat bermain yang di butuhkan pada saat awal tahun ajaran, seperti :
Ø  Puzzle yang terdiri dari satu potong gambar. Kemudian bertahap ke puzzle yang memiliki lebih dari satu potong gambar.
Ø  Alat meronce yang berbentuk manik manik besar dengan tali dan lubang yang cukup besar
Ø  Buku perpustakaan yang terdiri atas buku dengan gambar yang besar dan huruf dalam jumlah sedikit.
Ø  Lilin untuk membentuk , dari bentuk yang mudah hingga bentuk yang sulit
Ø  Alat untuk menggambar semua yang akan di ekspresikan oleh anak
Ø  Pasir, rumah rumah dan alat masak masak untuk bermain.
Faktor emosi dan sosial merupakan perkembangan kepribadian dan pembiasaan ( suatu perilaku yang sering berulang sehingga mencipatakan suatu kebiasaan ) yang dapat membentuk:
·         Kemandirian
·         Kebiasaan menghargai orang lain
·         Kemampuan mengambil atau memilih tugas
·         Rasa tanggung jawab
·         Kemampuan mengendalikan diri
·         Kemampuan bekerja sama
·         Kemampuan mendengarkan orang lain
·         Kemampuan mengungkapkan diri
Alat alat permainan yang diperlukan dalam proses pengembangan diri dapat dipilih sesuai kebutuhan individual, kelompok kecil maupun besar. Jumlah alat tidak perlu sebanyak anak didalam kelas, tetapi cukup digunakan secara bergantian. Alat permainan untuk perkembangan emosi sosial adalah :
·         Balok bangunan. Berbagai macam balok seperti balok besar, kecil, polos, warna, bentuk geometri, kuus kubus dan prisma.
·         Berbagai macam mozaik
·         Puzzle lantai yang dapat dimainkan bersama.
·         Papan permainan
·         Sudut keluarga, toko tokoan, permainan rumag sakit, polisi, kantor pos.
·         Alat permaianan Mentessory
·         Alat permainan Peabody
·         Alat permainan Frobel

2.      Perkembangan Motorik Halus
Motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus; gerakan ini lebih menuntut koordinasi mata dan tangan dan kemampuan pengendalian yang baik, yang memungkinkannya untuk melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerakan-gerakannya. yang termasuk gerakan motorik halus ini antara lain adalah kegiatan mencoret, melempar, menangkap bola, meronce manik-manik, menggambar, menulis, menjahit dan lain-lain. Keterampilan ini berkembang lebih lambat dibandingkan dengan keterampilan motorik kasar karena memang tuntutannya lebih tinggi.
Keterampilan motorik halus (fine motor skills) adalah aktivitas-aktivitas yang memerlukan pemakaian otot-otot kecil pada tangan. Aktivitas ini termasuk memegang benda kecil seperti manik-manik, butiran kalung, memegang sendok, memegang pencil dengan benar, menggunting, melipat kertas, mengikat tali sepatu, mengancing, dan menarik ritsleting. Aktivitas tersebut terlihat mudah namun memerlukan latihan dan bimbingan agar anak dapat melakukannya secara baik dan benar. Meningkatkan keterampilan motori halus dapat di latih dengan berbagai kegiatan yang positif seperti menggambar dan mewarnai merupakan salah satu cara meningkatkan keterampilan motorik halus anak. Beberapa keterampilan tangan yang penting bagi anak untuk dikembangkan adalah :
  1. Mampu melengkungkan telapak tangan membentuk cekungan (palmar arching)
  2. Menggunakan jari telunjuk dan jempol untuk memegang suatu benda, sambil menggunakan jari tengah dan jari manis untuk kesetabilan tangan mereka (hand side separation).
  3. Membuat bentuk lengkung dengan jempol dan telunjuk (open web space)
Menurut profesor Janet W. Lerner seorang guru besar pada universitas Northeastern Illinois dalam bidang ilmu kemampuan dan ketidakmampuan belajar, motorik halus adalah keterampilan menggunakan media dengan koordinasi antara mata dan tangan. Sehingga gerakan tangan perli dikembangkan dengan baik agar keterampilan dasar yang meliputi membuat garis horizontal ( -----), garis vertikal  (||| ), garis miring kiri ( \\\\ ) atau kanan (///), lengkung ( )( ) atau lingkaran (oo) dapat terus ditingkatkan.
Dengan meniliki keterampilan gerakan dasar maka anak akan mulai bereksplorasi membentuk huruf huruf. Alat yang di gunakan sebagai penunjaang keterampilan dasar tersebut sebaiknya  bervariasi seperti :
§  Lilin
§  Bikar untuk membuat kue, adonan terigu dan garam
§  Papan tulis, kertas, tanah, alat tulis, ranting kayu, pensil gambar, dan spidol
§  Jari jemari
§  Lego, lasy
§  Alat pasang memasang
§  Alat montessori
§  Lembaran kertas
§  Gunting untuk memotong kertas
§  Bentuk geometri untuk menjiplak
§  Biji bekel atau bermain biji tanjung , bermanin dengan kerikil atau bila didaerah jawa tengah di kenal dengan gatheng
3.      Perkembangan Motorik Kasar
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya. Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan menangkap,serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak. Teori menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah dynamic system theory yang dikembangkan oleh Tellen dan whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempresepsikan sesuatu dilingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan presepsi mereka tersebut untuk bergerak.
Kemampuan motorik mempresentasikan keinginan anak. Misalnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak memprsepsikan dalam otaknya bahwa dia ingin memainkannya. Presepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru. Kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak factor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system syarafnya sudah matang, proporsi kakinya cukup kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya.
Pengembangan motorik kasar dapat dilaksanakan dengan :
Ø  Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang sesuai dengan kemampuan anak
Ø  Dikaitkan dengan tema yang sesuai dengan lingkungan anak dan kegiatan lain yang menunjang kemampuan yang hendak dikembangkan
Ø  Permainan-permainan dan latihan yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan taraf pertumbuhan dan perkembangan anak didik
Ø  Situasi harus menarik dan menyenangkan anak
Ø  Memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan kegiatan dan menghindari kepemimpinan otoriter
Ø  Memberi pengawasan dan bimbingan terhadap anak yang melakukan kegiatan
Ø  Melaksanakan kegiatan dengan bervariasi dan terpadu
Banyak kegiatan dan alat permainan untuk mengembangkan keterampilan dengan menggunakan otot besar. Kegiatan untuk menggunakan gerakan gerakan bagian tubuh dengan tangkas dan tegas. Alat permainan yang digunakan misalnya :
·         Kantong biji untuk di lempar, ditangkap, dan diletakkan dikepala sambil berjalan.
·         Simpai untuk kegiatan melompat
·         Titian untuk meniti sambil melihat lurus kedepan
·         Bola besar dan kecil untuk latihan melempar dan menangkap

4.      Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa pada anak dapat dimulai dari masih dalam kandungan. Anak adalah pebelajar yang konstruktif. Anak mempelajari bahasa dan konsep –konsep penting tanpa melalui pengajaran yang terencana secara khusus. Mereka hanya belajar ditengah-tengah orang yang menggunakan bahasa dan dengan memiliki akses yang tersedia terhadap lingkungan yang aman, menarik dan mengundang eksplorasi indera pendengaran dan indera penglihatan yang dapat membantu anak mengorganisasikan informasi dari lingkungannya.
Setiap anak memiliki perkembangan bahasa lisan yang berbeda-beda karena muatan informasi yang dapat dikumpulkan anak tidak hanya tergantung pada banyaknya dan jenis penglihatan dan pendengaran yang mereka miliki. Namun juga pada cara mereka belajar menggunakan penglihatan dan pendengaran itu. Masing-masing anak belajar memanfaatkan informasi sensorik yang tersedia dengan caranya sendiri. Beberapa anak berinteraksi dengan dunianya terutama dengan sentuhannya; sementara yang lain mungkin lebih bergantung pada penglihatan dan pendengarannya. Bagi kebanyakan anak, kombinasi dari kesemuanya itu akan paling bermanfaat. Bagi anak lainnya, menggunakan pendengaran, penglihatan, dan sentuhan pada saat yang bersamaan terasa membingungkan dan, dalam situasi yang berbeda, mereka mungkin memilih untuk menggantungkan terutama pada satu indera.
Menurut Vygostky menjelaskan ada 3 tahap perkembangan bicara pada anak yang berhubungan erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu :
a)      Tahap eksternal, Yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana sumber berpikir berasal dari luar diri anak yang memberikan pengarahan, informasi dan melakukan suatu tanggung jawab dengan anak.
b)      Tahap egosentris, Yaitu dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya dan dari pola bicara orang dewasa.
c)      Tahap Internal, Yaitu dimana dalam proses berpikir anak telah memiliki suatu penghayatan kemampuan berbicara sepenuhnya.
Lerner (1982) menyatakan bahwa dasar utama perkembangan bahasa adalah melalui pengalaman  pengalaman berkomunikasi yang kaya. Pengalaman pengalaman yang kaya itu akan menunjang faktor faktor bahasa yang lain yaitu :
-          Mendengarkan
-          Berbicara
-          Membaca
-          Menulis
Mendengar dan membaca  termasuk keterampilan berbahasa yang menerima atau reseptif  sedangkan berbicara dan menulis merupakan keterampilan ekspresif.
Lerner juga menyatakan bahwa perkembangan masing masing faktor secara bertahap dan pentingnya memantau persepsi, ingatan , penglihatan, dan pendengaran anak agar dapat mendeteksi kelemahan kelemahan anak secara dini. Proses anak memahami, menghubungkan dan mengutarakan pengetahuannya dalam bentuk bahasa yang ekspresif, semuanya menentukan perkembangan bahasanya. Pendapat mengatakan bahwa kecepatan peningkatan kemampuan berbahasa anak di berikan secara terpadu dan utuh. Dengan kebiasaan kebiasaan dan pelatihan mendengarkan yang bervariasi, anak akan memiliki keterampilan dan etika mendengarkan orang lain dengan baik. Bila guru selalu memusatkan perhatian pada kegiatan mendengarkan dan berbicara, anak di harapkan terampil mengemukakan pendapat dengan kemadirian dan tanpa pertolongan. Hal ini akan membuat anak meningkatkan motivasi , minat, percaya diri dan membantu pembentukan kepribadian anak itu sendiri.
Keterampilan dan kemampuan secara mental yang ekspresif  disertai dengan keterampilan mengkoordinasikan motorik halus tangan dan mata membuahkan coretan coretan yang meraka artikan “Saya Menulis”. Dan ini merupakan penulisan pertama seorang anak. Untuk memperoleh hasil yang maksimal semua kegiatan dan lingkungan pembelajaran dipersiapkan dengan cermat.
Alat permainan yang dapat membantu anak mendeskripsikan fungsi, bentuk , dan warnanya dapat diuraikan sebagai berikut :
Ø  Benda dan gambar untuk alat instruksi guru
Ø  Alat permainan gambar lotto, gambar berurutan
Ø  Alat permainan Peabody
Ø  Alat permainan Mentessory
Ø  Alat permainan Frobel
Ø  Alat tulis dan menggambar, media kreativitas
Ø  Kumpulan buku cerita dan buku referensi untuk dibacakan kepada anak maupun untuk dipinjam
Ø  Kumpulan cerpen untuk latihan mengingat dan diceritakan kembali oleh anak
Ø  Kumpulan daftar kalimat pendek yang belum selesai dan dapat dilanjutkan oleh anak secara kreatif
Ø  Kumpulan gambar profesi yang dapat diperkenalkan anak atau yang sudah mereka ketahui
Ø  Kumpulan gambar, poster untuk berbagai macam tema sebagai konsep dasar yang perlu diketahui anak.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

media apakah yang dapat mengembangkan sosial emosi anak?

Posting Komentar

About Me

Pitri Anggelina
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.


Translate

Blogroll

About

Entri Populer

Flag Counter