Kamis, 29 November 2012
23.33 |
Diposting oleh
Pitri Anggelina |
Edit Entri
Resume
Kalaborasi
Oragtua & Guru Dalam Pendidikan Anak Usia Dini
“Komonikasi “
Oleh
:
Pitri
Anggelina / 1105814
RM-011
RM-011
Dosen
pembimbing :
Yaswinda.M,pd
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas
Ilmu Pendidikan
Universitas
Negeri Padang
2012
KOMONIKASI
A. Pengertian
komonikasi
Komunikasi
berasal dari bahasa Latin, “comunis” yang berarti membuat kebersamaan
atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Akar asal
katanya “communis” yaitu “communico” yang artinya berbagi
(Stuart,1983, dalam Vardiansyah, 2004 : 3). Dalam literatur lain disebutkan
komunikasi juga berasal dari kata “communication” atau
“communicare” yang berarti ” membuat sama” (to make common). Istilah
“communis” adalah istilah yang paling sering di sebut sebagai asal usul
kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata kata Latin yang mirip
Komuniksi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan
di anut secara sama.
Kamis, 22 November 2012
06.18 |
Diposting oleh
Pitri Anggelina |
Edit Entri
Perlunya Memperkenalkan
Komputer Pada Anak Usia Dini
Kamis, 22 November 2012
Oleh : Pitri Anggelina
Para
ahli mengatakan bahwa perkembangan adalah suatu proses perubahan yang mengarah
kepada kemajuan. Perkembangan menyebabkan tercapainya kemampuan dan karakteristik
psikis yang baru. Perubahan yang dimaksudkan disi adalah apabila individu mengalami
dua hal yaitu pertumbuhan dan belajar. Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan
aspek fisik yang tampak dalam perubahan ukuran, berat dan struktur, misalnya bertambah
pangjang tungkai dan lengan, bertambah tingginya dan berat badan dan bertambah
sempurnanya susunan tulang dan jaringan syaraf.
06.12 |
Diposting oleh
Pitri Anggelina |
Edit Entri
Anak Usia Dini Wajib Ditanamkan Pendidikan Karakter
Jum'at, 20 Juli 2012
SAMARINDA-Anak
usia dini wajib diberikan pendidikan karakter seperti pendidikan tentang
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, jiwa kebangsaan, mencintai dan memahami
adat istiadat, agar anak memiliki jati diri hingga dewasa.
“Lantas siapa yang bertugas memberikan pendidikan itu, tentu saja para orang tua dan semua guru di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), bahkan hingga semua guru di sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kaltim H Musyahrim di Samarinda, Jumat.
“Lantas siapa yang bertugas memberikan pendidikan itu, tentu saja para orang tua dan semua guru di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), bahkan hingga semua guru di sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kaltim H Musyahrim di Samarinda, Jumat.
Jika
hal itu terus menerus dilakukan oleh semua pihak yang berkepentingan, lanjut
dia, maka akan tercipta generasi andal yang selain memiliki kecerdasan
intelektual juga memiliki kecerdasan emosional dan spiritual, termasuk
kepribadaian yang ulet.Kecerdasan intelektual yang tanpa diimbangi dengan budi
pekerti atau akhlak yang baik, maka hasilnya pasti akan mengecewakan orang
banyak, termasuk mengecewakan orang tuanya sendiri.Untuk itu, anak-anak sebagai
penerus kehidupan berbangsa dan bernegara, maka pendidikan karakter bagi anak
usia dini sangata penting. Hal ini juga akan berdampak positif terhadap citra
bangsa di masa depan. Saat ini, katanya, Kaltim mendambakan lahirnya generasi
cerdas yang mampu menguasai dunia dan menghantarkan Bangsa Indonesia lebih
maju.
Untuk
mencapai hal itu, maka mulai sekarang harus dilakukan pembinaan intelektual,
termasuk pembentukan karakter yang baik agar terjadi keseimbangan antara
pengetahuan umum, agama, dan sopan santun kepada sesama.Menurutnya, para
pengajar PAUD maupun Taman Kanak-kanak dan kelompok bermain harus mampu
memberikan pemahaman dan pengajaran tentang karakter bangsa, sehingga ke depan
mampu membuatan bangsa bersaing dengan negara lain.
Dalam pendidikan usia dini, dilakukan pada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yakni dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu perkembangan jasmani dan rohani.
Dalam pendidikan usia dini, dilakukan pada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yakni dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu perkembangan jasmani dan rohani.
Tujuannya
adalah, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjutan,
apalagi masa usia dini disebut juga masa keemasan IQ dalam menerima rangsangan
dari lingkungan, sehingga di masa-masa ini harus dilakukan pendidikan yang
tepat.
PAUD,
ujarnya, merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada dasar pertumbuhan fisik, kecerdasan, emosional, dan sikap
tata krama, termasuk pemahaman mengenai agama.(Pay)
Analisis :
Oleh : Pitri Anggelina
1105814/RM 2011
1105814/RM 2011
Bedasarkan artikel yang dibuat oleh Nizar Mahroussy H.E
tentang pemberian pendidikan karakter dimulai sejak usia dini. Kita ketahui
bahwa Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakterkepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau
kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan
karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school
life to foster optimal character development”.
Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk
komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses
pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran,
pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler,
pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga
sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu
perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus
berkarakter.
Kenapa
pendidikan karakter itu harus diberikan kepada anak usia dini? Itu dikarenakan
bahwa merka adalah generasi-generasi muda sebagai penerus bangsa dikemudian
hari nanti. Karakter anak saat usia dini ini sangat berpengaruh terhadap
karakternya dimasa akan datang, jika orang tua salah member pendidikan pastinya
hal itu akan berpengaruh pada anak kelaknya.
Pada usia kanak-kanak atau yang biasa
disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age) terbukti sangat menentukan kemampuan anak
dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50
persen variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia
empat tahun. Peningkatan 30 persen berikutnya terjadi pada usia delapan tahun,
dan 20 persen sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Pada usia
inilah proses pendidikan karakter di mulai proses pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan
nilai, sikap, dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti
luhur. Nilai-nilai positif dan yang seharusnya dimiliki seseorang menurut
ajaran budi pekerti yang luhur adalah amal saleh, amanah, antisipatif, baik
sangka, bekerja keras, beradab, berani berbuat benar, berani memikul resiko,
berdisiplin, berhati lapang, berhati lembut, beriman dan bertaqwa,
berinisiatif, berkemauan keras, berkepribadian, berpikiran jauh ke depan,
bersahaja, bersemangat, bersifat konstruktif, bersyukur, bertanggung jawab,
bertenggang rasa, bijaksana, cerdas, cermat, demokratis, dinamis, efisien, empati,
gigih, hemat, ikhlas, jujur, kesatria, komitmen, kooperatif, kosmopolitan
(mendunia), kreatif, kukuh hati, lugas, mandiri, manusiawi, mawas diri,
mencintai ilmu, menghargai karya orang lain, menghargai kesehatan, menghargai
pendapat orang lain, menghargai waktu, patriotik, pemaaf, pemurah, pengabdian,
berpengendalian diri, produktif, rajin, ramah, rasa indah, rasa kasih
sayang,rasa keterikatan, rasa malu, rasa memiliki, rasa percaya diri, rela
berkorban, rendah hati, sabar, semangat kebersamaan, setia, siap mental, sikap
adil, sikap hormat, sikap nalar, sikap tertib, sopan santun, sportif, susila,
taat asas, takut bersalah, tangguh, tawakal, tegar, tegas, tekun, tepat janji,
terbuka, ulet, dan sejenisnya.
Maka pada PAUD
pemberian pendidikan karakter dimulai merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada dasar pertumbuhan fisik,
kecerdasan, emosional, dan sikap tata krama, termasuk pemahaman mengenai agama.Disini peran guru sangat dibutuhkan
karena sosok seorang guru merupakan panutan bagi muridnya, guru akan dijadikan
sosok yang akan ditiru dan diidolakan. Apalagi kita tahu bahwa anak usia dini
itu sangat suka meniru, apa yang dilakukan oleh orang disekelilingnya akan ia
tirukan karena itu memberikan kepuasan bagi batinnya. Tanggung jawab seorang
guru sangat besar, sebab ditangannya lah akan terbentuk generasi –generasi muda
yang handal
Senin, 12 November 2012
23.37 |
Diposting oleh
Pitri Anggelina |
Edit Entri
Hari ini aku membuat blog di bantu oleh teman teman yang baik hati dan manis sekali, dia adalah Titin Kusayang dan Resti Puspa Reni,, dan tak lupa juga buat hani miranti yang menemani saya membuat blog ini, dan mudah mudahan blog ini bisa bermanfaat untuk kita semua,
Langganan:
Postingan (Atom)
About Me
- Pitri Anggelina
Diberdayakan oleh Blogger.
Translate
Blogroll
About
Entri Populer
-
UJIAN AKHIR SEMESTER “LAPORAN STIMUlASI PENGEMBANGAN BAHASA ” Oleh : Pitri Anggelina 1105814 RM 2011 Dosen pembimbing ...
-
PENGELOLAAN SUMBER BELAJAR DAN PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN A. Pengertian Sumber Belajar Istilah sumber belajar dalam bidang pend...
-
MAKALAH PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR UNTUK ANAK USIA DINI “Teknik Menggunakan Lingkungan sebagai Sumber Belajar” Dosen Pembimbing...
-
LAPORAN HASIL OBSERVASI “APLIKASI PENGEMBANGAN KOGNITIF PADA TIAP-TIAP SENTRA” Disusun oleh : Pitri Anggelina 1105814 ...
-
RESUME “MAKANAN JAJANAN” Oleh : Pitri Anggelina 1105814 RM 2011 Dosen pembimbing : Dra.Rivda Yetti.MPd Pendidik...
-
SOSIOLOGI PENDIDIKAN “STRUKTUR SOSIAL” Disusun Oleh Kelompok 4: Pitri Anggelina/1105814 Risya Fimala/110572 Irma Yanti/1105...
-
METODOLOGI PERENCANAAN, PENGGUNAAN, PENETAPAN DAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR Metodologi berasal dari bahasa Yuna...
-
Makalah Gizi dan kesehatan anak “Indoor Safety” Kelompok 3: Pitri Anggelina Putri Yanti Sugianti ...
-
RESUME “MAKANAN JAJANAN” Oleh : Pitri Anggelina 1105814 RM 2011 Dosen pembimbing : Dra.Rivda Yetti.MPd Pendidi...