Kamis, 21 November 2013
05.54 |
Diposting oleh
Pitri Anggelina |
Edit Entri
SOSIOLOGI PENDIDIKAN
“STRUKTUR SOSIAL”
Disusun Oleh
Kelompok 4:
Pitri Anggelina/1105814
Risya Fimala/110572
Irma Yanti/1105769
Resta Novika/1105818
Yurzi Erita/1105757
Hendang Sulastri/1105
Roza Novrisalni/1105775
Dosen Pembimbing: Serli Marlina, S.Pd
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikantugas makalah sosiologi pendidikan yang berjudul “STUKTUR SOSIAL” tepat pada waktunya.
Kami menyadari
bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti
halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah kami selanjutnya
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap
agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Amin
Padang, 12 Februari 2013
Penyusun
Kelompok IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Masyarakat adalah
sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap
dan mempunyai kepentingan yang sama. Dalam hakikatnya manusia mempunyai hasrat
untuk hidup bersama dengan orang lain. Dengan memmegang nilai-nilai dan norma
yang berlaku dalam masyarakat
Di
dalam sejarah perkembangan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan, para
sosiolog senantiasa berusaha untuk mengadakan klasifikasi terhadap
masyarakat-masyarakat yang ada, seperti perbedaan antara masyarakat yang
sederhana dengan masyarakat modern, masyarakat terbuka dengan masyarakat
tertutup. Durkheim membedakan antara masyarakat dengan struktur segmental
dengan yang mempunyai struktur organik. Yang pertama adalah masyarakat yang terdiri
dari bagian-bagian yang hampir merupakan replika dari masing-masing. Yang kedua
merupakan masyarakat yang mempunyai diferensiasi yang kompleks, dimana terjadi
hubungan organis antara bagian-bagian dari masyarakat tersebut. tatanan atau
susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.
Susunannya bisa vertikal atau horizontal, yang akan membentuk struktur sosial.
Struktur sosial mencangkup semua hubungan sosial antara individu-individu pada
saat tertentu.
Oleh karena itu maka struktur sosial dapat
disebut sebagai aspek non proses dari sistem sosial. Struktur sosial merupakan
kerangka acuan yang utama dalam setiap studi tentang keteraturan hubungan-hubungan
sosial dalam masyarakat
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah
dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengetian dari struktur sosial?
2. Bagaimana pendekatan sosiologis terhadap kelompok-kelompok sosial?
3. Apa saja tipe-tipe kelompok sosial itu?
4. Bagaimana kelompok sosial yang tidak teratur itu?
5. Apa itu kelompok-kelompok kecil?
6. Bagaimana dinamika kelompok sosial?
C. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui pengertian dari struktur
sosial.
2.
Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur pokok
dari struktur sosial untuk masyarakat
3.
Untuk mengetahui pendekatan sosiologis
terhadap kelompok-kelompok sosial.
4.
Untuk mengetahui apa saja tipe-tipe
kelompok sosial.
5.
Untuk mengetahui bagaimana kelompok sosial yang tidak teratur.
6.
Untuk mengetahui apa itu kelompok-kelompok kecil.
7.
Untuk mengetahui bagaimana dinamika kelompok sosial.
8.
Untuk menemukan solusi yang ditawarkan
untuk menangani masalah yang timbul menyangkut
struktur sosial dan kepribadian
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Penngertian struktur sosial
Dalam sosiologi makro membahas mengenai
struktur sosial. Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau
susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.
Secara
harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak
harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial.
Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang
membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Susunannya bisa vertikal
atau horizontal.
Pengertian struktur sosial menurut kajian
sosiologi,
- Struktur adalah pola hubungan antar manusia dan antar kelompok manusia (menurut Coleman).
- Struktur sosial adalah pola hubungan-hubungan, kedudukan-kedudukan, dan jumlah orang yang memberikan keanggotaan bagi organisasi manusia dalam kelompok kecil dan keseluruhan manusia (Calhoun,1997).
- Struktur sosial sebagai pola perilaku berulang-ulang yang menciptakan hubungan antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat (William Kornblum,1988)
Menurut firth
(Soejono soekanto 1983:67) “bahwa
organisasi sosial berkaitan dengan pilihan dan keputusan dalam hubungan
sosial aktual. Sedangkan E.R. Leach menetapkan konsep tersebut pada cita-cita
tentang distribusi kekuasaan diantara orang - orang dan kelompok-kelompok
struktrur sosial mencakup berbagai hubungan”.
Sosial antara individu secara teratur pada waktu
tertentu yang merupakan keadaan statis dari suatu sistem sosial . Jadi sistem
sosila tidak hanya mengandung unsur kebudayaan melainkan mencakup seluruh
prinsip-prinsip hubungan sosial yang bersifat tetap dan stabil.
Menurut
(soerjono sukanto ,1983:68 )”bahwa
struktur sosial diartikan sebagai hubungan ttimbal balik antara posisi-posisi
sosial dan peranan-peranannya”.
2. Unsur unsur pokok dari struktur sosial untuk masyarakat
A.
Kelompok-kelompok sosial dan kehidupan
masarakat
1)
Pendekatan sosiologis terhadap
kelompok-kelompok sosial
Seseorang sosiolog di dalam menelaah masyarakat
manusia akan banyak berhubungan dengan kelompok-kelompok sosial,baik yang kecil
seperti kelompok keluarga,kelompok siswa di sekolah ataupun kelompok yang besar
seperti masyarakat desa sekaligus merupakan anggota salah satu kelompok sosial
tersebut,maupun sebagai seorang yang meneliti kehidupan kelompok tersebut
secara ilmiah.
Hampir semua manusia pada awalnya merupakan
anggota kelompok sosial yang dinamakan keluarga. Walaupun anggota keluarga tadi
selalu menyebar pada waktu-waktu tertentu mereka akan berkumpul seperti pada
makan pagi,sing dan malam. Setiap anggota mempunyai pengalamannya masing-masing
karena
05.48 |
Diposting oleh
Pitri Anggelina |
Edit Entri
PENGELOLAAN
SUMBER BELAJAR DAN PENGGUNAAN
ALAT
PERMAINAN
A.
Pengertian
Sumber Belajar
Istilah
sumber belajar dalam bidang pendidikan bukanlah istilah yang baru melainkan telah menjadi istilah
keseharian kita khususnya sebagai pendidik yang bertugas mengkondisikan anak untuk
belajar. Pengertian mengenai sumber belajar itu sendiri memang sangat beragam,
tergantung kepada dasar pengertian yang digunakan dan teori yang dirujuknya.
Sumber
belajar dalam pengertian yang sempit sering difahami sebagai buku-buku atau bahan-bahan tercetak
lainnya seperti majalah, buletin, dan lain-lain.Pengertian seperti ini masih
banyak dipakai dewasa ini oleh sebagian besar guru termasuk juga beberapa guru TK.Sumber
belajar adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi
maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru (Sudono, 2000:7).
Hamalik (1994:195), menyatakan bahwa
sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh siswa, baik
sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan siswa lainnya, untuk memudahkan
belajar. Mudhofir (1992:13) menyatakan bahwa yang termasuk sumber belajar
adalah berbagai informasi, data-data ilmu pengetahuan, gagasan-gagasan manusia,
baik dalam bentuk bahan-bahan tercetak (misalnya buku, brosur, pamlet, majalah,
dan lain-lain) maupun dalam bentuk non cetak (misalnya film, filmstrip, kaset,
videocassette, dan lain-lain)
Association for Educational Communication and Technology atau Asosiasi Komunikasi dan Teknologi Pendidikan yang sering disingkat AECT (1977) memberikan batasan sumber belajar sebagai segala sesuatu yang berupa pesan,
manusia,bahan (software), peralatan (hardware), teknik (metode), dan lingkungan yang digunakan secara sendiri-sendiri maupun dikombinasikan untuk memfasilitasi terjadinya kegiatan belajar. Pengertian
sumber belajar menurut AECT ini menguraikan secara rinci jenis-jenis sumber belajar
yang dapat digunakan dalam kegiatan pendidikan meliputi pesan, orang, bahan,
peralatan, teknik, dan lingkungan sekitar.
B.
Sumber Belajar,Alat Permainan dan Pemanfaatannya
Sumber belajar dapat kita temukan di lingkungan
sekitar anak, misalnya tumbuh tumbuhan, tanah dan
pepohonan. Bila si anak tinggal di suatu lingkup perumahan yang sudah sangat jarang pepohonya,maka
mereka dapat mengunakan beragam alat belajar seperti alat peraga,permainan dan
buku pegagangan atau peralatan seni .kreativitas anak akan semakin meningkat
bila kita mengajak mereka ke suatu tempat
misalnya museum, sehingga anak bisa melakukan observasi. Hasil dari
pengamatan mereka akan menjadi lebih sempurna bila mendapatkan dukungan
berbagai sumber seperti buku,media cetak,atau para ahli atau nara sumber.
Sumber belajar alamiah yang
dekat dengan anak antara lain:
·
Masyarakat
desa atau kota di sekeliling sekolah.
·
Lingkungan
fisik di sekitar sekolah.
·
Bahan
sisa yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbuang yang dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan, namun kalau kita olah dapat bermanfaat sebagai sumber
dan alat bantu belajar mengajar.
·
Peristiwa
alam dan peristiwa yang terjadi di masyarakat cukup menarik perhatian siswa.
Ada peristiwa yang mungkin tidak dapat dipastikan akan terulang kembali. Jangan
lewatkan peristiwa itu tanpa ada catatan pada buku atau alam pikiran siswa.
Secara
umum, sumber belajar dapat berupa:
·
Barang
Cetak, seperti kurikulum, buku pelajaran, Koran, majalah, dan lain-lain.
·
Tempat,
seperti: sekolah, perpustakaan, museum, dan lain-lain
·
Nara
sumber/orang, seperti: guru, tokoh masyarakat, instruktur, dan lain-lain.
C.
Pengelolaan
dan Penggunaan Sumber Belajar dan Alat Permainan
Menurut Cherry dalam buku Anggani Sunggono,2000:33
menyatakan bahwa untuk memotivasi anak
menyukai belajar sangat di pengaruhi oleh lingkungan sekolah. Oleh
karena itu pengelolaan alat permainan pada khususnya dan sumber belajar pada
umumnya ditata rapid an menarik sehingga dapat dinikmati dan dirasakan oleh
anak.
Berikut ada hal-hal yang perlu di perhatikan dalam
penataan,perencanaan,penggadaan serta evaluasi dalam pengelolaan dan penggunaan
sumber belajar dan alat permainan:
1.
Perencanaan
Segala hal yang
yang berkaitan dengan perencanaan kegiatan akan ikut memperbaiki
menajemen kelas. Pengelolaan kelas yang
terdiri dari berbagai hal akan mendukung peningkatan pencapaian
kemampuan pada anak secara alamiah. Perencanaan sumber belajar
dimulai dengan mengadakan identifikasi kebutuhan sumber belajar di Taman
Kanak-kanak.
Berdasarkan identifikasi
kebutuhan tersebut guru
mendapat data tentang jenis-jenis sumber belajar yang dibutuhkan untuk anak
TK.Jenis-jenis sumber belajar yang diidentifikasi tersebut dapat disesuaikan
dengan tema,kemampuan dan tujuan yang diinginkan. Data kebutuhan ini dirinci
untuk bahan pertimbangan
dalam rencana pengadaan sumber belajar.
a. Jumlah dan usia anak
Kita
memerlukan informasi tentang jumlah anak dalam setiap kelas. Untuk 30 orang di perlukan ruiangan kelas seluas 7x8 m2. Semakin sedikit
jumlah anak maka akan lebih baik.dan memperlancarkan interaksi guru dengan
murid. Usia akan menentukan penempatan anak, apakah dikelas A,B kelompok bermain, atau di tempat
penitipan anak. Contoh bila pada bulan juli usia si anak mencapai usia 4 th,
maka ia masuk dalam katagori taman kanak-kanak A(TK A). dan bila pada bulan
juli si anak mencapai usia 5 th, maka ia
berada di Taman Kanak-kanak B(TK B).
Di
halaman berikutnya di gambarkan contoh-contoh denah-denah kelas yang sesuai
dengan ruangan,ruiangan yang di bangun harus sesuai dengan karakteristik anak
usia dini.
b. Menerapkan system pengajaran untuk pembiasaan perilaku yang tepat
Selain
untuk ruangan kegiatan, hal lain yang perlu di
perhatikan adalah keterkaita antara system pengajaran,kesiapan guru
mengajar,perencanaan pembelian alat permainan,dan system pelakasanaan program.
Sinergi tersebut sangat di perlukan agar proses kemampuan anak dalam
bereksplorasi,membuat suatu keputusan dan tanggung jawab.
c.
Keuangan
Sangat ideal bila sebuah lembaga pendidikan usia
dini dan TK memiliki seluruh alat
permainan.Namun, sangatlah tidak bijaksana bila pembelian maupun pembuatan alat permainan di pakasakan keberdaanya. Oleh
karena itu, pengadaan alat permainan sekolah di sesuaikan dengan keadaan keuangan dan kebutuhan dasar
anak-anak didik.
d.
Persiapan ruangan
Untuk melatih kebiasaan anak di bidang kerapihan
serta kedisiplinan ,menajemen sekolah
terkondisi dan dapat memulaiu dengan
pengaturan alat-alat
permainan,perabot,kursi,meja,rak dan papan bulletin. Dengan demikan anak akan
memiliki sifat inisiatif menentukan pilahan serta mengambil keputusan dalam
menjalankan tugasnya.
2.
Penggadaan
a. Pemahaman
tentang alat permainan
Tujuan bermain dengan alat permainan adalah
memberikan kesempatan keapada anak untuk bereksplorasi sehingga mereka memperoleh pemahaman tentang berbagai
konsep,misalnya konsep sama contoh warna pola dan bentuk.mengingat betapa
penting permainan untuk anak usia dini akan meningkatkan pemahaman akan
fungsinya suatu alat permainan yang
patut di perhatikan. Ketetapan ukuran
serta warna harus jelas. Konsep yang harus kita kenalkan kepada anak
semenjak dini adalah warna baku merah,
putih, hitam,kuning,biru.
b. Alat
permainan yang ada di dalam ruangan
Alat permainan yang selalu ada di ruangan sekolah
adalah:
ü
Balok besar polos dan
berwarna
ü
Balok kecil polos atau berwarna
ü
Balok yang terbuat dari
kardus
ü
Balok kubus berukuran 2cm
ü
Keeping-kepingan kayu yang berukuran
geometri
ü
Mozaik dari katon tebal
dari kertas
ü
Mozaik dari serbuk kayu
ü
Balok causioner yang
terdiri 10 dan berbeda warna
ü
Dll
c. Alat
permainan di luar ruangan
Semua alat permainan di
halaman sekolah adalah:
ü
Papan jungkit berbagai
ukuran
ü
Ayunan dengan tiang yang tinggi maupun ayunan kursi
ü
Bak air yang bervariasi
ü
Papan peluncur
ü
Bola dunia untuk
panjatan anak
ü
Bola keranjang dengan bola
yanmg terbuat dari kaen
ü
Ban mobil bekas untuk
diguling
ü
Tali untuk melompat
ü
Titian yang beragam tinggi
dan lebar
ü
Dll
Setelah
perencanaan sumber belajar dilaksanakan, maka langkah berikutnya adalah
pengadaan sumber belajar. Berbagai cara, pendekatan dan kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengadakan sumber
belajar adalah dengan cara-cara sebagai berikut :
d. Pembelian Pembelian merupakan suatu
kegiatan pengadaan sumber belajar melalui transaksi pembelian. Untuk membeli
sejumlah bahan diperlukan tersedianya sejumlahdana. Oleh karena itu ditengah
keterbatasan dana, seorang guru dituntut untuk dapat memilih sumber belajar mana
saja yang perlu dijadikan prioritas utama. Pembelian secara bertahap dapat
dilakukan sejalan dengan kemampuan anggaran yang tersedia. Prosedur pembelian
dapat dilakukan melalui cara pembelian langsung ke toko ataumelalui pemesanan
ke penyalur atau langsung ke agen/pabrik pembuat sumber belajar tersebut.
e. . Hadiah / Sumbangan
Penambahan koleksi sumber belajar
dapat diperoleh dari hadiah, pemberian, hibah ataupun sumbangan dari berbagai
pihak seperti instansi pemerintah, swasta ataupun perorangan. Sumbangan atau
bantuan yang diterima ada kalanya tanpa diminta terlebih dahulu, namun ada juga
yang dilakukan melalui permohonan permintaan dari pihak pengelola sumber
belajar. Di sini berarti, kita harus aktif mencari berbagai informasi termasuk
alamat lembaga atau institusi yang membuka peluang untuk memberikan bantuan.
f. Membuat
Pengadaan sumber belajar dapat juga dilakukan
melalui kegiatan perancangan dan pembuatan yang disiapkan secara khusus oleh
guru untuk kegiatan pembelajaran tertentu. Prosedur pembuatan sumber belajar
baik berupa alat permainan dan media pendidikan anak TK akan dikemukan secara
panjang lebar dalam mata tatar Pembuatan dan Penggunaan Media Pembelajaran
dengan Kode MI-4.
g. Memodifikasi yang tersedia
Ada kalanya sumber belajar yang tersedia tidak
sesuai dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai oleh karena itu perlu
dilakukan modifikasi atau menyesuaikan dengan kebutuhan.
3.PENYIMPANAN DAN
PENGAWATAN
Selain penyimpanan yang teratur
terhadapa alat-alat permainan,juga perlu di perhatikan mengenai tingkat
kelembaban ruang udara pada sumber belajar,perpustakaan atau ruang kelas.
Tempat yang lembab dapat menumbuhkan jamur yang akibatnya dapat merusak alat
permainan.
Untuk menyimpan alat-alat
permainan dan buku-buku yang jarang digunakan ,kita dapat menggunakan rak atau
lemari yang tertutup sebaliknya bila alat permainan sering digunakan,dapat di
simpan dalam kotak tertutup yang beroda sehingga memudahkan anak untuk membawa
atau mendorong ke tempat yang lebih luas untuk bermain .
a) Rak
Alat-alat permainan yang di
simpan dalam rak sebaiknya di berikan label nama alat permainan tersebut .
tujuannya selain membiasakan anak memperkenalkan bahasa tulis,mereka juga
mengetahui nama alat-alat permainan serta mendidik mereka untuk di siplin dalam
mengambil dan mengembalikan alat-alat permainan yang ada.
b) Lemari tertutup
Biasanya ndigunakan untuk
menyimpan barang –barang yang sangat rentan,misalnya yang terbuat dari kaca
atau yang penggunaan nya membutuhkan suatu pengawasan.
c) Pertambahan alat permainan
Dengan pengolahan yang baik
jumlah alat permaina dari tahun –ketahun akan semakin bertambah. Oleh karena
itu, sudah menjadi tanggung jawab sepenuhnya bagi guru terhadap sumber belajar
dan tempat penyimpanan alat permainan agar tetap rapid an teratur. Bila guru dapat
memberikan contoh yang baik,contohnya sikap teladan(bertanggung jawab)dalam
pengelolaan alat permainan dan sumber belajar niscahya para anak akan
mengikuti.
4.Penggunaan dan
keteraturan penggunaan alat permainan
Tempat
atau lahan ketika anak menggunakan alat permainan sebaiknya di kondisikan sebagai tempat yang
memberikan kesempatan pada anak untuk berkonsentrasi dengan baik dan menjadikan
anak-anak tersebut menikmati masa belajarnya. Misalnya tempat tersebut cukup
luas dan tidak terganggu dengan tempat-tempat alat permainan lainnya yang
mengganggu alur kerja mereka yang memungkinkan mereka juga akan tersandung oleh rak atau alat
permainan lainnya.
5.Evaluasi
penggunaan dan pengolaan alat bermain
v Pendataan penggunaan
Dalam proses pembbelajaran
sehari-hari dapat kita pantau tingkat kemahiran dan kreatifitas anak dalam
memainkan alat pembelajarannya. Guru dapat mencatat hasil pantauan itu dengan
menggunakan dengan kolom-kolom(chart)yang dapat di isi anak,buku khusus,catatan
guru,kartu yang dikalungi pada leher setiap anak.
v Mendata cara pengurus alat
permainan
Kondisi alat permainan dapat
dibedakan atas 3 kelompok yaitu:
1)
Kelompok
alat permaina yang sudah rusak tapi masih dapat di perbaiki
2)
Kelompok
alat permainan yang tingkat kerusakannya sudah tinggi
3)
Kelompok
alat permainan yang sudah waktunya untuk di ganti
Penentuan saat pembetulan alat
permainan ini ditetapkan oleh guru sendiri. Meskipun saat terbaik adalah
sewaktu liburan kenaikan kelas,tetapi tidak menutup kemungkinan kesempatan itu
setiap saat didasarkan pada kebutuhan.
PENGELOLAAN,
PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR
A. PERENCANAAN SUMBER BELAJAR
Perencanaan sumber belajar dimulai dengan
mengadakan identifikasi kebutuhan,sumber belajar. Berdasarkan identifikasi
kebutuhan tersebut guru mendapat data tentang jenis-jenis sumber belajar yang
dibutuhkan untuk anak.Jenis-jenis sumber belajar yang diidentifikasi tersebut
dapat disesuaikan dengan tema,kemampuan dan tujuan yang diinginkan. Data
kebutuhan ini dirinci untuk bahanpertimbangan dalam rencana pengadaan sumber
belajar.
Identifikasi kebutuhan sumber belajar ini
dapat dirancang oleh guru dengan membuat daftar kebutuhan yang diperlukan untuk
kegiatan pendidikan. Prosedur umum identifikasi kebutuhan sumber belajar
tersebut dapat dilihat dalam bagan berikut :
|
|||||||||||
Bagan
prosedur umum identifikasi
kebutuhan
sumber belajar
B. PENGADAAN SUMBER BELAJAR
Setelah
perencanaan sumber belajar dilaksanakan, maka langkah berikutnya
adalah pengadaan
sumber belajar. Berbagai cara, pendekatan dan kegiatan yang dapat dilakukan
untuk mengadakan sumber belajar adalah dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Pembelian
Pembelian
merupakan suatu kegiatan pengadaan sumber belajar melaluitransaksi pembelian.
Untuk membeli sejumlah bahan diperlukan tersedianya sejumlahdana. Oleh karena
itu ditengah keterbatasan dana, seorang guru dituntut untuk dapat memilih
sumber belajar mana saja yang perlu dijadikan prioritas utama. Pembeliansecara
bertahap dapat dilakukan sejalan dengan kemampuan anggaran yang
tersedia.Prosedur pembelian dapat dilakukan melalui cara pembelian langsung ke
toko atau melalui pemesanan ke penyalur atau langsung ke agen/pabrik pembuat
sumber belajartersebut.
b. Hadiah / Sumbangan
Penambahan
koleksi sumber belajar dapat diperoleh dari hadiah, pemberian,hibah ataupun
sumbangan dari berbagai pihak seperti instansi pemerintah, swastaataupun
perorangan. Sumbangan atau bantuan yang diterima ada kalanya tanpa diminta
terlebih dahulu, namun ada juga yang dilakukan melalui permohonan permintaan
dari pihak pengelola sumber belajar. Di sini berarti, kita harus aktif mencari
berbagai informasi termasuk alamat lembaga atau institusi yang membuka
peluanguntuk memberikan bantuan.
c. Membuat
Pengadaan
sumber belajar dapat juga dilakukan melalui kegiatan perancangan dan pembuatan
yang disiapkan secara khusus oleh guru untuk kegiatan pembelajaran tertentu.
Prosedur pembuatan sumber belajar baik berupa alat permainan dan media
pendidikan anak TK akan dikemukan secara panjang lebar dalam mata tatar
Pembuatandan Penggunaan Media Pembelajaran dengan Kode MI-4.
d. Memodifikasi yang tersedia
Ada
kalanya sumber belajar yang tersedia tidak sesuai dengan tujuan pendidikan yang
hendak dicapai oleh karena itu perlu dilakukan modifikasi atau menyesuaikan
dengan kebutuhan.
C. PENYIMPANAN
DAN PEMELIHARAAN SUMBER BELAJAR
Guru
harus mampu membedakan antara jenis sumber belajar yang perlu disimpan dan
dipelihara dengan baik dengan jenis sumber belajar yang tidak perlupenempatan
dan pengelolaan seperti di atas. Sumber belajar yang merupakan kumpulan bahan,
hasil dan daya cipta manusia adalah jenis sumber belajar yang memerlukan
penyimpanan dan pemeliharaan. Sumber belajar jenis ini untuk TK meliputi media
pendidikan (alat peraga) dan alat permainan. Memelihara sumber belajar berarti:
(1) merawat sumber belajar agar selalu relatif berada
pada kondisi aslinya,
(2) memperbaiki kerusakan yang dialaminya dan
(3) menyimpannya dengan baik.
Berikut ini disajikan perawatan, perbaikan
dan penyimpanan beberapa media pendidikan dan alat permainan untuk anak:
a. Gambar
Koleksi
gambar penting dipelihara apalagi gambar yang terbuat dari selembar kertas
umumnya mudah robek dan sulit penyimpanannya. Pemeliharaan gambar dapat
diupayakan dengan cara menempelkannya pada karton yang baik kualitasnya dan
menyimpannya dengan baik. Pilihlah karton yang tidak mengandung bahan yang
dapat merusak warna gambar. Jika tidak ada karton yang baik, lekatkan dulu
kertas putih di atas karton selanjutnya gambar di atas kertas putih itu. Agar
hasilnya baik, gunakan lem perekat yang baik kualitasnya agar kualitas gambar
tidak cepat berubah oleh proses kimia yang ditimbulkan lem tersebut.
Cara menyimpan gambar adalah sebagai berikut
:
a.
tiap
gambar dicatat sesuai nomor urut disertai keterangan agar mudah mencari dan
mengembalikannya ke tempat semula.
b.
sediakan rak-rak tempat menyimpan gambar
dengan tiga macam ukuran gambar (besar, sedang, kecil) jumlah gambar yang
disimpan dalam rak jangan terlalu banyak, umumnya dibatasi 20 lembar di setiap
rak.
c.
penyimpanan diatur menurut besar kecilnya bukan
isinya atau pesannya.Menyimpan menurut isinya bisa membingungkan dan gambar
yang kecil-kecil bisahilang atau terselip diantara gambar yang besar. Oleh
karena itu tetapkan ukurannya (besar, sedang dan kecil) kemudian beri nomor
urut.
d.
gambar disimpan dengan meletakkannya secara
mendatar (bukan dilipat atau digulung).
Gambar
Rak
untuk menyimpan gambar
b. Alat Permainan
Alat
permainan memerlukan perlindungan dengan baik agar awet dan terjaga
kebersihannya atau karena jumlahnya terbatas sehingga guru harus hemat. Alat
yang demikian sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup. Berbeda dengan alat
permainan yang sering digunakan (pemakaiannya teratur/rutinitas) alat ini harus
disimpan dirak-rak yang mudah dijangkau anak dan cocok untuk menyimpan mainan.
Penempatan rak tidak boleh mengganggu alur aktifitas anak. Rak-rak mainan ini
sebaiknya diberi label sesuai dengan nama alat permainannya.
Gambar Rak untuk alat permainan
yang
mudah dijangkau anak
Kotak-kotak
tertutup juga dapat digunakan untuk menyimpan alat permainan atau sumber
belajar yang ada. Balok-balok besar dapat disimpan dalam kotak tertutup dan
beroda sehingga memudahkan anak memindahkannya ke tempat yang lebih luas untuk
memainkannya.
Gambar kotak
tempat menyimpan
berbagai
alat, bahan mainan
D. PENGGUNAAN/PEMANFAATAN
SUMBER BELAJAR
Alasan
perlunya penggunaan sumber belajar yang optimal dalam pendidikan adalah
dikaitkan dengan tugas yang diemban guru dalam kesehariannya yaitu menyajikan
pesan membimbing dan membina anak untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu
mengembangkan semua aspek perkembangan anak dalam waktu yang telah ditetapkan
dan relatif terbatas. Akan tetapi banyak sekali sumber belajar yang luput dari
perhatian guru.
Hal
ini disebabkan oleh karena guru tidak mempunyai pengetahuan dan keterampilan
teknis untuk menggunakan sumber belajar tersebut. Guru hendaknya memiliki
pengetahuan dan penguasaan terhadap sumberbelajar yang memerlukan keterampilan
khusus dalam mengoperasikan sehingga tidaktergantung pada orang lain. Untuk
pendidikan anak usia dini pemahaman dan penguasaan guru tentang bermain dan
alat permainan mutlak diperlukan karena penggunaan alat permainan penting untuk
mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak.
Berikut ini uraian bagaimana sumber belajar
itu dapat digunakan oleh guru :
a. Nara Sumber
Guru
dapat menggunakan nara sumber atau orang yang ahli dibidangnya untuk memperkaya
wawasan anak dengan cara mengundang mereka untuk menceritakan keahliannya
misalnya polisi, dokter, petugas pos, dan lain-lain. Untuk menggunakan nara
sumber belajar orang ini (nara sumber), guru hendaknya memahami prosedur yang
berlaku, terlatih untuk menyeleksi sumber-sumber yang sesuai dengan prinsip
pendidikan anak usia dini/TK misalnya nara sumber yang diundang selain ahli
dibidangnya juga memiliki syarat teknis yaitu dapat berkomunikasi dengan anak,
sehat (tidak berpenyakit menular), memahami perkembangan anak usia dini dan
lain-lain, sehingga proses kegiatan dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan
menyenangkan bagi anak.
b. Lingkungan
Guru
dapat menggunakan lingkungan yang terdekat dengan anak sebagai sumber belajar.
Sumber belajar yang alamiah dapat digunakan dengan efisien sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
c. Media cetak
Buku
mutlak digunakan oleh guru sebagai sumber belajar. Beberapa kriteria yang
sebaiknya menjadi dasar pertimbangan dalam memilih buku adalah kriteria isi
mencakup apakah isi sumber belajar relevan dengan program pendidikan yang
berlaku,sistematika, isi dan topik yang disajikan pembahasannya mudah dipahami,
kompetensipengarang dan penerbit, kemutahiran (currentness), dan
lain-lain
d.
Benda Sebenarnya
Sejalan
dengan pendidikan untuk anak usia dini, guru dapat menggunakan benda sebenarnya
sebagai sumber belajar. Contoh penggunaan benda sebenarnya misalnya ketika
menjelaskan tumbuhan yaitu bunga, anak dapat mengamati bunga sebenarnya,
mencium harum wangi bunga, menyentuh mahkotanya, daun dan tangkai bunga
sehingga anak lebih memahami melalui pengalaman nyata dengan lebih
menyenangkan.Banyak lagi benda-benda yang dapat kita manfaatkan baik yang
bertebaran di sekitar maupun yang sengaja disediakan oleh pengelola program
pendidikan. Kesemuanya itu menuntut kepekaan dan wawasan guru yang menyeluruh.
e. Barang Bekas
Barang
bekas seringkali luput dari perhatian kita, padahal dapat dimanfaatkan secara
optimal dalam kegiatan pendidikan. Kreativitas guru dalam menggunakan barang
bekas menjadi sumber belajar dapat membantu proses pendidikan dengan tidak
terbatas. Barang bekas yang paling banyak berserakan di sekitar kita
diantaranya kertas, kotak permen, bekas kemasan dan lain-lain. Contohnya botol
bekas minuman kaleng dapat dikemas menjadi kaleng suara dengan bantuan kerikil
untuk berlatih seni musik dan daya pendengaran anak.
f. Model
Guru
dapat menggunakan model tiruan seperti motor-motoran, mobil-mobilan,becak dan
lain-lain untuk membantu memberikan gambaran alat transfortasi pada anak. Model
ini cukup efektif digunakan untuk memberikan pengetahuan dan informasi pada anak.
E. EVALUASI ,PENGGUNAAN ,PENGURUSANSUMBER
BELAJAR
Kegiatan
evaluasi merupakan tugas dan tanggung jawab guru. Evaluasi penggunaan sumber
belajar dilakukan untuk melihat efektifitas penggunaan sumber belajar sudah
cukup baik atau perlu perbaikan. Penilaian terhadap peralatan, media
pendidikan atau
alat permainan yang digunakan perlu dilakukan melalui monitoring dan penilaian
secara rinci.Sebagai guru, wawasan dan penguasaan Anda tentang bagaimana
mengevaluasi sumber belajar adalah hal yang sangat penting. Evaluasi
merupakanbagian yang tidak terpisahkan dengan perencanaan maupun pelaksanaan
pendidikan dalam lingkup yang lebih luas. Lingkup evaluasi sumber belajar dapat
dikembangkan dalam beberapa bentuk antara lain evaluasi terhadap rancangan
sumber belajar.
Dalam
evaluasi selalu mengandung proses. Proses evaluasi harus tepat terhadap tipe
tujuan yang biasanya dinyatakan dalam bahasa prilaku. Dikarenakan tidak semua
perilaku dinyatakan dengan alat evaluasi yang sama, maka evaluasi menjadi salah
satu hal yang sulit dan menantang, yang harus disadari oleh para guru. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 57 ayat(1), evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan
pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, di antaranya terhadap
peserta didik, lembaga, dan program pendidikan (Sukardi, 2008:1).
Evaluasi proses pembelajaran menekankan pada evaluasi pengolahan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh pembelajar meliputi keefektifan strategi
pembelajaran yang dilaksanakan, keefektifan media pembelajaran, cara mengajar
yang dilaksanakan, dan minat, sikap serta cara belajar mahasiswa Sasaran
evaluasi proses pembelajaran adalah pelaksana dan pengolahan pembelajaran untuk
memperoleh pemahaman tentang strategi pembelajaran yang dilaksanakan oleh
dosen, cara mengajar, dan media pembelajaran yang digunakan oleh dosen dalam
pembelajaran, serta minat, sikap dan cara/ kebiasaan belajar mahasiswa.
Evaluasi proses pembelajaran difokuskan pada proses pendidikan yang
dilaksanakan serta berbagai variabel yang terlibat dalam proses pendidikan
tersebut. Proses pendidikan merupakan interaksi edukatif antara guru atau
pendidik dan peserta didik. Interaksi edukatif adalah interaksi yang bertujuan
mendidik seperti dalam proses pembelajaran dan aktifitas lain. Adapun
variabel-variabel yang terlibat dalam interaksi ini meliputi guru, siswa,
lingkungan belajar, budaya, sarana, prasarana, sumber belajar, dan sebagainya.
Semua aktifitas dan variabel ini menjadi fokus dalam evaluasi proses.
Langganan:
Postingan (Atom)
About Me
- Pitri Anggelina
Diberdayakan oleh Blogger.
Translate
Blogroll
About
Entri Populer
-
UJIAN AKHIR SEMESTER “LAPORAN STIMUlASI PENGEMBANGAN BAHASA ” Oleh : Pitri Anggelina 1105814 RM 2011 Dosen pembimbing ...
-
PENGELOLAAN SUMBER BELAJAR DAN PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN A. Pengertian Sumber Belajar Istilah sumber belajar dalam bidang pend...
-
MAKALAH PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR UNTUK ANAK USIA DINI “Teknik Menggunakan Lingkungan sebagai Sumber Belajar” Dosen Pembimbing...
-
LAPORAN HASIL OBSERVASI “APLIKASI PENGEMBANGAN KOGNITIF PADA TIAP-TIAP SENTRA” Disusun oleh : Pitri Anggelina 1105814 ...
-
RESUME “MAKANAN JAJANAN” Oleh : Pitri Anggelina 1105814 RM 2011 Dosen pembimbing : Dra.Rivda Yetti.MPd Pendidik...
-
SOSIOLOGI PENDIDIKAN “STRUKTUR SOSIAL” Disusun Oleh Kelompok 4: Pitri Anggelina/1105814 Risya Fimala/110572 Irma Yanti/1105...
-
METODOLOGI PERENCANAAN, PENGGUNAAN, PENETAPAN DAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR Metodologi berasal dari bahasa Yuna...
-
Makalah Gizi dan kesehatan anak “Indoor Safety” Kelompok 3: Pitri Anggelina Putri Yanti Sugianti ...
-
RESUME “MAKANAN JAJANAN” Oleh : Pitri Anggelina 1105814 RM 2011 Dosen pembimbing : Dra.Rivda Yetti.MPd Pendidi...